KALTENGLIMA.COM - Kasus Bupati Indramayu, Lucky Hakim, berlanjut setelah ia melakukan perjalanan ke Jepang tanpa izin dari Kementerian Dalam Negeri. Akibat tindakan tersebut, pihak Kemendagri memanggilnya untuk memberikan keterangan.
Lucky Hakim memenuhi panggilan tersebut pada Selasa, 8 Mei 2025. Ia menjalani pemeriksaan oleh Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemendagri selama dua jam dan menjawab 43 pertanyaan yang diajukan.
"Ada sekitar 43 pertanyaan, ada 2 jam-an lebih. Tadi (pertanyaan) terkait tentang berangkat secara umum ya, berangkat ini kapan berangkatnya? lalu fasilitas apa yang saya gunakan," kata Lucky kepada wartawan di kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Selasa (8/4/2025).
Baca Juga: Prabowo Lawatan ke 5 Negara Arab Minta Dukungan Evakuasi 1.000 Warga Gaza ke Indonesia
Lucky menjelaskan tentang liburannya ke Jepang yang berlangsung dari tanggal 2 hingga 7 April. Ia mengungkapkan bahwa perjalanan tersebut dibiayai sepenuhnya dengan uang pribadi dan tanpa menggunakan fasilitas negara.
"Saya jelaskan bahwa saya berangkat dari tanggal 2 April dan kembali sampai di Indonesia tanggal 7 April. Tidak menggunakan fasilitas negara, uang pribadi, tidak ada kaitannya sama sekali dengan Pemda," ujar Lucky.
Dalam pemeriksaan tersebut, Lucky Hakim menyertakan berbagai bukti terkait perjalanan liburannya ke Jepang. Ia menegaskan bahwa perjalanan tersebut sepenuhnya merupakan liburan keluarga.
Baca Juga: Usai Cerai dari Tengku Dewi, Andrew Andika Punya Pacar Baru
"Jadi murni ini liburan keluarga, pergi bersama keluarga, menggunakan dana pribadi, itu yang saya jelaskan dan saya sertakan bukti-buktinya," kata dia.
Lucky mengakui kesalahannya karena tidak meminta izin. Ia berpendapat bahwa cuti bersama bukanlah hari kerja bagi kepala daerah.
"Asumsi saya itu adalah hari kerja, maka dari itu saya pergi dari tanggal 2, Itu kan berarti H+2 sampai sebelum hari ini, hari pertama kerja. Saya berfikir bahwa (cuti bersama) itu adalah bukan hari kerja. Maka dari itu, saya pergi dengan dana pribadi. Inilah kesalahan saya," ungkapnya.
Baca Juga: China Tolak Tunduk ke AS Pasca Diancam Trump Kena Tarif Tambahan 50 Persen