KALTENGLIMA.COM - Cuaca sejuk yang melanda Bekasi sejak Minggu (29/6/2025) menarik perhatian warganet hingga muncul istilah “Bekaswiss”, menyamakan suasana Bekasi dengan Swiss karena suhu dingin dan kemunculan kabut tipis yang tidak biasa di daerah dataran rendah tersebut.
Menanggapi hal ini, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa fenomena tersebut tergolong normal dan merupakan akibat dari kombinasi beberapa faktor cuaca.
Menurutnya, hujan yang terjadi belakangan ini menyebabkan peningkatan kelembapan udara, yang secara alami membuat suhu terasa lebih dingin.
Baca Juga: Warga Tewas Ditikam Tiga Pria di Serang, Diduga karena Dendam Lama
Selain itu, kabut tipis yang muncul pada malam hari merupakan hasil dari pertemuan antara suhu rendah, kelembapan tinggi, dan kondisi angin yang tenang sebuah situasi yang umum terjadi saat musim hujan.
Ia juga menambahkan bahwa pergerakan angin dari daerah dataran tinggi seperti Puncak Bogor dan wilayah Depok turut membawa udara dingin ke Bekasi, sehingga memperkuat kesan sejuk tersebut.
Berdasarkan prakiraan BMKG, suhu udara di Bekasi diperkirakan tetap rendah, berkisar antara 23 hingga 24 derajat Celsius dengan kelembapan mencapai 96 persen pada malam hari. Kondisi ini berpotensi memunculkan kabut kembali.
Baca Juga: KPK Periksa Mantan Wadirut Bank BUMN Terkait Proyek EDC Rp2,1 Triliun
Guswanto menegaskan bahwa cuaca seperti ini merupakan bagian dari dinamika atmosfer normal di musim hujan dan bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan, namun masyarakat tetap diimbau untuk menjaga kesehatan, terutama terhadap risiko gangguan pernapasan yang bisa dipicu oleh suhu dingin dan kelembapan tinggi.