KALTENGLIMA.COM - Tradisi pacu jalur dari Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, menjadi sorotan publik setelah sejumlah warganet Malaysia diduga mengklaim bahwa budaya tersebut berasal dari negeri mereka.
Klaim itu mencuat di berbagai platform media sosial, terutama TikTok, dengan beberapa akun menyebut bahwa pacu jalur sudah ada di Penang sejak abad ke-12 dan merupakan warisan leluhur Malaysia.
Menanggapi hal ini, Gubernur Riau Abdul Wahid menegaskan bahwa pacu jalur adalah tradisi asli masyarakat Kuansing yang telah berlangsung selama berabad-abad.
Baca Juga: Sepekan ke Depan Cuaca Ekstrem Masih Mengintai Wilayah RI, Ini Daftarnya
Ia menjelaskan bahwa pada awalnya tradisi ini berasal dari penggunaan jalur (perahu panjang) sebagai alat transportasi di Sungai Kuantan, yang kemudian berkembang menjadi perlombaan rakyat dan dilestarikan secara turun-temurun. Bahkan, tradisi ini telah diakui secara internasional sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO.
Senada dengan Gubernur, Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat, menekankan bahwa tradisi pacu jalur hanya digelar di Kabupaten Kuantan Singingi dan tidak ditemukan di wilayah lain, termasuk Malaysia.
Ia menilai klaim tersebut merupakan imbas dari dinamika media sosial dan mengimbau agar masyarakat lebih fokus pada upaya pelestarian dan pengembangan budaya ini.
Baca Juga: 3 Momen Istri Diplomat Kemlu Minta Penjaga Kos untuk Cek Kamar Korban
Fenomena pacu jalur juga sempat menjadi perbincangan global setelah gerakan khas pendayung cilik di ujung perahu tradisional menjadi inspirasi aksi selebrasi sejumlah klub sepak bola dunia, seperti Paris Saint-Germain (PSG) dan AC Milan.
Gerakan tersebut, yang dikenal sebagai aura farming, dipuji karena memancarkan kepercayaan diri dan energi khas budaya lokal, sekaligus menampilkan identitas kuat dari tradisi Riau kepada dunia.