KALTENGLIMA.COM - Wakil Rektor I Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Bidang Akademik dan Kerja Sama, Andre Sugiono menyatakan bahwa Dwi Hartono merupakan otak dibalik pembunuhan terhadap kepala cabang bank di Jakarta, M Ilham Pradipta yang juga berperan sebagai makelar penerimaan mahasiswa baru. Dwi Hartono sebelumnya pernah berperan sebagai perantara yang berusaha mendaftarkan calon mahasiswa ke Fakultas Kedokteran (FK) dengan cara memalsukan ijazah sekolah menengah atas (SMA).
"Yang bersangkutan itu dulu itu makelar penerimaan mahasiswa baru. Jadi dia memalsukan ijazah SMA calon mahasiswa baru dari IPS menjadi IPA, atau paket C, supaya bisa diterima di Fakultas Kedokteran Unissula," kata Andre.
Andre mengungkapkan bahwa tindakan tidak etis tersebut sudah terungkap dan segera diproses secara hukum. Mahasiswa yang menggunakan ijazah palsu juga sudah tidak lagi diterima di Unissula.
Baca Juga: Eliano Reijnders Akan Susul Thom Haye?
"Ketahuannya dari prosedur ada verifikasi dan validasi ijazah SMA calon mahasiswa baru. Yang dipalsukan ijazah SMA, bukan Unissula," ungkapnya.
"Yang jelas pada saat itu 2012 terungkap dan sudah divonis hukumannya. Siswanya nggak ada yang keterima," lanjutnya.
Andre juga menekankan bahwa kasus yang sudah lama ini tidak ada hubungannya dengan Unissula. Ia menjelaskan bahwa nama Unissula terlibat hanya karena tempat di mana tindakan pemalsuan itu terjadi berkaitan dengan proses seleksi masuk ke perguruan tinggi.
Baca Juga: Program Pendataan Pekebun Sawit Rakyat Kalteng Targetkan 4.000 Orang di Tahun 2025
"Karena itu kan kriminal umum ya. Jadi kita di akademik tidak ikut-ikutan," tegas Andre.
Dwi Hartono pernah mendekam di penjara karena terlibat dalam kasus pemalsuan sertifikat pendidikan pada tahun 2012. Ijazah yang dipalsukan oleh Dwi Hartono tersebut adalah ijazah setingkat SMA paket C.