KALTENGLIMA.COM - Pemerintah Kabupaten Trenggalek resmi menetapkan status siaga bencana hidrometeorologi menyusul meningkatnya intensitas cuaca ekstrem yang melanda wilayah Jawa Timur dalam beberapa waktu terakhir.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek melaporkan sejumlah kejadian banjir dan tanah longsor yang terjadi dalam sepekan terakhir, bahkan menimbulkan korban jiwa di beberapa kecamatan.
Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Triadi Atmono, menyebut empat peristiwa bencana alam terjadi hanya dalam dua hari terakhir di tiga wilayah berbeda.
Baca Juga: KPK Diminta Ungkap Pihak yang Setujui Nilai Pengadaan Proyek Kereta Cepat Whoosh
“Dua warga meninggal dunia dan dua lainnya masih kami cari setelah tertimbun material longsor di Desa Depok, Kecamatan Bendungan,” ujar Triadi, Minggu (2/11), dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan bahwa curah hujan tinggi menjadi penyebab utama terjadinya longsor di sejumlah titik, termasuk di Desa Dawuhan dan Kecamatan Dongko.
Peristiwa tersebut mengakibatkan beberapa rumah rusak dan akses transportasi terputus. Akibatnya, sekitar 100 keluarga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman sampai kondisi dinyatakan stabil.
Baca Juga: Kebakaran Besar Hanguskan Pabrik di Bandung, Polisi Selidiki Penyebabnya
Selain tanah longsor, banjir juga melanda Kecamatan Trenggalek akibat meluapnya Sungai Brangkal yang merendam puluhan rumah di Desa Ngares dan Dawuhan. Total sebanyak 165 warga terdampak meski tidak ada korban jiwa dari peristiwa itu.
BPBD telah menurunkan alat berat untuk membuka akses yang tertutup longsor dan menurunkan tim guna membantu warga terdampak.
Triadi menyebut pihaknya kini memperkuat koordinasi dengan pemerintah kecamatan dan relawan di daerah rawan seperti perbukitan dan bantaran sungai. Ia juga mengimbau warga agar tetap waspada dan menghindari lereng curam saat hujan deras.
Baca Juga: Akibat Sering Mabuk dan Ngamuk, Pria di Bandung Dibunuh 2 Kakaknya
Sebelumnya, BMKG Juanda telah memperingatkan potensi hujan lebat disertai angin kencang di wilayah selatan Jawa Timur yang dapat memicu banjir, longsor, dan angin puting beliung.