China bersikeras dengan klaim nine-dash line atau sembilan garis putusnya bahwa Laut Natuna Utara adalah miliknya dan mereka punya hak beraktivitas di wilayah tersebut.
Bukti yang dibeberkan oleh China adalah sebuah peta sembilan garis putus-putus dalam peta Tiongkok tahun 1947.
Menurut peta tersebut, wilayah Natuna Utara diklaim menjadi bagaian dari China. Media China 163.com bahkan menuliskan cerita sejarah soal Natuna Utara sejak masa pelayaran Dinasti Ming.
"Pada akhir Dinasti Ming dan awal Dinasti Qing, Zhang Jiexu, penduduk asli Chaozhou, Guangdong, tidak puas dengan aturan Dinasti Qing di Tiongkok, sehingga ia memimpin 300 pasukan Ming ke selatan untuk menetap, mendirikan kerajaan tanpa aturan khusus. nama, dan menjadi raja sendiri," demikian yang ditulis 163.com.
Letak wilayah Natuna Utara yang strategis beserta kekayaan alamnya yang melimpah juga turut menjadi pemantik China bertahan dengan klaimnya.
Meski bukti yang dibeberkan merupakan bukti sejarah, kejayaan Dinasti kala itu adalah masa lampau.
China agresif sekali di Natuna Utara yang merupakan wilayah Indonesia. Beberapa kali kapal coast guard China mengganggu, memasuki Natuna Utara tanpa izin Indonesia.
Untung Indonesia sigap, tegas mengusir unsur China dari Natuna Utara.Modus operandi coast guard China di Natuna Utara sebenarnya bisa ditebak.
Yakni pertama mereka bertugas mengawal kapal survei atau nelayan China di sana. Sedangkan Tier paling luar di perairan internasional ada backup kapal perang PLA Navy sekelas fregat Jiangkai II class. Jadi urutannya kapal survei atau nelayan, coast guard dan PLA Navy.
Modus seperti ini tak digunakan di Natuna Utara saja. Tapi di perairan negara lain juga seperti itu, misalnya di Beting Ali Malaysia.
"Data pelacakan kapal pada hari Jumat menunjukkan kapal survei China Haiyang Dizhi 10 terus beroperasi di Blok Tuna di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia, hampir seminggu setelah kapal induk AS berlayar dalam jarak 50 mil laut darinya," ujar Radio Free Asia pada Kamis 23 September 2021.
Maka tak heran bila Indonesia menanggapinya dengan serius, mengerahkan kapal perang ke lokasi.
Benar saja saat kapal surveinya digerebek Indonesia, coast guard China langsung hadir di sana.
"Sebuah kapal angkatan laut Indonesia, korvet kelas Kapitan Pattimura KRI Teuku Umar (385) terlihat di dekat Haiyang Dizhi.
Catatan pelacakan kapal juga menunjukkan kapal penjaga pantai China 4303 berada di dekatnya pada Kamis malam," jelas Radio Free Asia.