KALTENGLIMA.COM - 99 balita meninggal dunia akibat gagal ginjal. Kemenkes Budi Gunadi Sadikin menyebut ini merupakan kasus luar biasa.
Hasil pemeriksaan dari balita yang meninggal dunia ditemukan ada zat kandungan berbahaya.
Baca Juga: Bisa Dicoba, Resep Jualan Cara Membuat Kue Pukis Ala Banyumas
"Intinya memang sudah ada 99 balita yang meninggal. Dari 99 balita itu kita periksa ada kandungan zat kimia berbahaya di dalamnya,” ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin di Banten, Kamis, 20 Oktober 2022.
Menkes menjelaskan, pihaknya juga sudah mendatangi rumah orang tua yang balitanya meninggal dunia dan mengambil sampel darah serta obat-obatanya yang digunakan orang tua.
Baca Juga: Mengenal Sejarah Hari Santri yang Jatuh Tanggal 22 Oktober 2022
Baca Juga: Selamat Timnas Indonesia Masuk Piala Asia U20 2023
"kita datangi rumahnya kita mintakan obat-obat yang diminum. Itu juga mengandung bahan-bahan tersebut,” tuturnya.
“Jadi sekarang kita berkoordinasi dengan BPOM, supaya bisa cepat dipertegas obat-obat yang mana yang harus kita tarik," tambahnya melansir Begayepontianak.com.
Terkait itu pula, Kemenkes juga sudah menerbitkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02./2/I/3305/2022 tentang Tata Laksana dan Managemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai bagian peningkatan kewaspadaan.
Baca Juga: Kim Chaewon dan Huh Yunjin LE SSERAFIM Mengalami Kecelakaan Mobil
Kemenkes hanya menyampaikan bahwa saat ini sejumlah rumah sakit sudah mengalami kepenuhan akibat peningkatan kasus gagal ginjal pada balita yang menyebabkan kematian.
"Karena ini sudah meninggalnya puluhan per bulan dan ini yang terdeteksi kita, mungkin sekitar 35 per bulan. Rumah sakit sudah mulai agak penuh yang rujukan. Saya rasa yang meninggalnya lebih dari itu," jelasnya.