kaltenglima.com - Melalui panggilan suara WhatsApp, saya menghubungi Reza, Sabtu (5/3/2022) siang. Di Kairo, dari lantai dua gedung apartemen di kawasan Jalan Bahauddin, Gamalia, Darrasah, Reza baru bangun dari tempat tidur. Perbedaan waktu Kalsel dengan Kairo selisih enam jam.
Berita terkait : https://www.kaltenglima.com/pendidikan/pr-3512875511/kabar-dari-al-azhar-kisah-anak-kalteng-di-kairo
Saat saya menelponnya, di Kalsel sedang pukul 13.30 WIT siang. Reza membaca jarum jam di kamarnya berada di angka 07.30 pagi CLT (Cairo Lokal Time).
Saya telah “leyeh-leyeh” kekenyangan selepas makan siang. Reza baru bersiap-siap sarapan pagi. Itulah salah satu perbedaan antara Indonesia dengan Mesir. Berbeda dalam dimensi waktu.
“Di sini masih pagi Om. Beda dengan di sana” kata Reza melalui telepon.
Hari itu ia sedang tidak ada jadwal kuliah. Kalaupun kuliah, jarak dari apartemen yang disewanya bersama delapan mahasiswa asal Kalimantan, tidak terlalu jauh. Cukup berjalan kaki sekitar 10 menit.
Reza Setya Rachman (Bukan Reza Setyo Rahman seperti yang saya tulis sebelumnya) adalah mahasiswa semester IV Fakultas Ushuluddin Universitas Al Azhar, Kairo Mesir. Ia berasal dari Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah.
Dulu waktu pertama di Kairo, Reza menetap di apartemen berlantai lima di kawasan Jalan Ahmed El Zhonor, Nasr City. Sewanya 4.000 Pound Mesir (EGP) sebulan. Setara dengan 4 juta rupiah. Agak jauh dari kampus. Sekitar kurang lebih setengah jam berjalan kaki.
Selain jauh dari kampus, tinggal di lantai lima apartemen itu juga suatu hal yang merepotkan. Setiap hari harus naik turun tangga ke lantai lima. “Kalau menyewa apartemen yang ada liftnya mahal sekali,” kata dia.
Karena itulah setahun di sana, ia pindah lagi ke sebuah apartemen lain yang lebih kecil. Sewanya lebih murah. Kalau dirupiahkan cuma Rp3.300.000 per bulan.
“Di Kairo ini setiap tahun sewa apartemen naik. Karena itu kami pindah apartemen beberapa kali,” kata Alumni Sekolah Dasar Negeri SDN 10 Melayu Muara Teweh ini.
Tinggal jauh dari orangtua membuat mahasiswa asal Indonesia di Mesir harus bersiasat mengatur pengeluaran. Soal sewa apartemen misalnya, Reza menyiasatinya dengan mengontrak secara patungan bersama mahasiswa asal Kalimantan lainnya.
Bersama teman-temannya pula Reza memasak sendiri. Karena itu selain patungan sewa apartemen, ia juga patungan membeli peralatan masak, beras dan kebutuhan dapur.
“Kalau mau makan masakan yang sesuai selera hanya ada di Restoran Indoensia. Itupun mahal. Mau makan masakan khas mesir, tidak cocok di lidah,” kata putra bungsu pasangan Saiman – Sulis Setiawati ini.
Reza menceritakan meski rasanya tak seenak di Indonesia, di Kairo juga ada restoran yang menjual bakso, ayam bakar, rendang, kalio ayam dan ayam taliwang.
Artikel Terkait
Inilah Amalan di Malam Nisfu Sya'ban Menurut Buya Yahya
Kemuliaan Bulan Sya'ban Amal Ibadah Langsung Disebutkan Kepada Allah SWT
Bacalah Dzikir Ini, Pahalanya Sangat Besar Menurut Syekh Ali Jaber