"Ini adalah produk yang bagus untuk pelanggan kami, dan kami ingin pelanggan kami tahu bahwa mereka mendapatkan mesin pencari Google. Ini adalah hubungan simbiosis. Google adalah mesin pencari terbaik," kata Cue.
Baca Juga: RS Muhammadiyah Bandung Putus Kerja Sama dengan BPJS Kesehatan, Ada Penyebabnya?
Kasus antimonopoli terhadap Google sudah membawa pengawasan ketat terhadap praktik bisnis raksasa teknologi, terutama kesepakatan eksklusifnya dengan perusahaan seperti Apple. Keputusan Hakim Mehta jika Google merupakan monopoli memiliki implikasi yang signifikan untuk masa depan pasar mesin pencari, meskipun juga menggarisbawahi tantangan yang dihadapi pesaing seperti Bing dalam mencoba mengganggu dominasi Google.
CEO Microsoft Satya Nadella, dalam kesaksiannya selama persidangan, mengkritik praktik bisnis Google, mengklaim jika kesepakatan eksklusif dengan Apple sudah sangat membatasi potensi pertumbuhan Bing. Nadella menyarankan jika Microsoft dapat membayar hingga USD 15 miliar per tahun untuk mengamankan perjanjian serupa dengan Apple, menggambarkannya sebagai "kesempatan yang mengubah permainan."
Terlepas dari kemajuan Microsoft baru-baru ini dalam mengintegrasikan AI ke dalam Bing, yang sudah menarik semakin banyak pengguna, platform ini masih berjuang untuk bersaing dengan posisi Google yang sudah mengakar. Meski begitu AI memiliki potensi untuk merevolusi pencarian di masa depan, Hakim Mehta mencatat jika "AI suatu hari nanti secara mendasar dapat mengubah pencarian, tetapi tidak dalam waktu dekat."
Baca Juga: Berapa Bonus Rizki Juniansyah dan Veddriq Leonardo yang Raih Medali Emas di Olimpiade
Artikel Terkait
Simak Bahaya Obesitas dari Minuman Manis
Begini Cara Memulai Obrolan dengan Orang Lain agar Lebih Pede!
Ini Dia Tempat Wisata di Dubai yang Sering Dikunjungi Turis Indonesia
Dikira Cari Sensasi, Ini Alasan Lolly Putri Nikita Mirzani Kenakan Hijab
Berapa Bonus Rizki Juniansyah dan Veddriq Leonardo yang Raih Medali Emas di Olimpiade