KALTENGLIMA.COM - Meta, perusahaan induk Facebook, WhatsApp, dan Instagram melaporkan sudah menghapus lebih dari dua juta akun yang terkait dengan operasi penipuan terorganisir di Asia Tenggara dan Timur pada tahun 2024.
Kelompok-kelompok itu berada di balik penipuan bernama pig butchering/jagal babi, sebuah bentuk penipuan yang berkembang pesat yang memangsa individu yang tak menaruh curiga melalui hubungan palsu dan peluang investasi palsu.
Dilansir dari Forbes, dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di blog resminya, Meta merinci bagaimana penipuan itu beroperasi. Pelaku menggunakan platform seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp untuk membangun kepercayaan dengan korban, dengan menyamar sebagai kontak romantis atau profesional.
Baca Juga: Mitra Huawei Kewalahan Produksi Mate 70 Series Akibat Permintaan Tinggi
Selepas kepercayaan diperoleh, korban terpikat ke dalam investasi mata uang kripto palsu, yang mengarah pada kerugian finansial yang sangat besar.
Selama pandemi COVID-19, penipuan itu berkembang biak dengan kecepatan yang mengkhawatirkan. Sindikat kejahatan terorganisir memanfaatkan isolasi global, mendirikan kompleks penipuan berskala besar di Myanmar, Kamboja, Laos, Filipina, dan lainnya.
Menurut U.S. Institute of Peace, kompleks-kompleks ini beroperasi seperti pabrik-pabrik modern, mengeksploitasi para pencari kerja yang dipaksa, kerap kali dengan kekerasan, untuk melakukan penipuan.
Baca Juga: Huawei MatePad Pro 13.2 (2025): Tablet Serba Bisa untuk Produktivitas dan Hiburan
Di tahun 2023, diperkirakan 300.000 orang dipaksa masuk ke dalam operasi kriminal semacam itu, dengan kerugian tahunan yang diderita para korban mencapai hingga lebih dari 64 miliar dolar AS.
Para pekerja itu dipaksa untuk terlibat dalam penipuan penyembelihan babi yang melibatkan perawatan korban yang sangat teliti, bertindak sebagai penipu, mempertahankan percakapan yang panjang, serta membangun hubungan emosional sebelum meyakinkan target mereka untuk berinvestasi dalam skema palsu.
Tindakan keras terbaru Meta yakni dengan menetapkan jaringan penipuan terorganisir ini di bawah kebijakan Organisasi dan Individu Berbahaya, klasifikasi yang biasanya diperuntukkan bagi kelompok teroris dan organisasi kebencian.
Baca Juga: Ini Tanda Tubuh Kebanyak Mengonsumsi Gula
Penunjukan ini sudah memungkinkan Meta untuk bertindak lebih tegas dengan menghapus akun, halaman, dan grup yang terkait dengan operasi tersebut. Meta juga sudah menerapkan langkah-langkah proaktif, termasuk memperingatkan pengguna tentang aktivitas yang mencurigakan di Messenger dan Pesan Langsung Instagram.
Artikel Terkait
Messi Raih Penghargaan Pemain Terbaik MLS 2024
Polda Metro Jaya Ungkap Ria Beauty DItangkap Polisi di Hotel Saat Layani Tujuh Pasien
Masuk Grup B, Jonatan Christie Waspadai Kekuatan Lawan
Kemenag RI Bakal Lakukan Ini untuk Kesejahteraan Guru
Hati-hati Buat yang Punya GERD, 6 Sayuran yang Tidak Boleh Dimakan Penderita Asam Lambung