KALTENGLIMA.COM - Saat ini, penggunaan Chatbot AI sebagai asisten digital sudah menjadi hal yang umum. Namun, Mark Zuckerberg mengemukakan pandangannya bahwa AI juga dapat berperan sebagai teman atau bahkan terapis bagi mereka yang merasa kesepian. Dalam sebuah diskusi dengan podcaster teknologi Dwarkesh Patel, Zuckerberg menyampaikan bahwa rata-rata orang Amerika memiliki kurang dari tiga teman, sementara banyak di antara mereka yang sebenarnya ingin memiliki lebih banyak teman.
"Apakah ini akan menggantikan koneksi langsung atau koneksi di dunia nyata? Jawaban asli saya untuk pertanyaan tersebut adalah kemungkinan tidak," kata Zuckerberg, seperti dikutip dari PCMag.
"Ada banyak hal yang lebih baik tentang koneksi fisik jika kalian bisa mendapatkannya. Tapi kenyataannya adalah ada orang-orang yang tidak memiliki hubungan dan mereka merasa lebih kesepian daripada yang mereka inginkan," sambungnya.
Baca Juga: Bryan Domani akan Beradu Akting dengan Vanesha Prescilla di Film Tak Ingin Usai di Sini
Zuckerberg mengakui adanya stigma tertentu yang melekat pada hubungan antara manusia dan kecerdasan buatan (AI). Namun, CEO Meta ini percaya bahwa seiring berjalannya waktu, AI akan memberikan nilai tambah bagi kehidupan manusia, serta menjelaskan alasan di balik keinginan orang-orang rasional untuk berinteraksi dengan teknologi ini.
Zuckerberg membagikan pandangannya tentang konsep tersebut saat berbicara di konferensi tahunan Stripe. Dalam diskusinya dengan Presiden Stripe, John Collison, ia memberikan contoh mengenai algoritma yang digunakan di Instagram dan TikTok, yang mampu memahami pengguna dengan baik dan memberikan rekomendasi konten sesuai dengan preferensi mereka.
"Menurut saya orang-orang akan menginginkan sistem yang mengenal mereka dengan baik dan yang memahami mereka seperti algoritma feed mereka," ujar Zuckerberg.
Baca Juga: Cara Mengetahui Pesan WA Sudah Dibaca Meskipun Centang Biru Nonaktif
Dalam sebuah wawancara terpisah dengan podcaster dan analis Ben Thompson pekan lalu, Zuckerberg menyatakan keyakinannya bahwa kecerdasan buatan (AI) akan berperan sebagai pengganti teman, bahkan sebagai terapis bagi mereka yang tidak mampu membayar layanan profesional.
"Ini seperti seseorang yang dapat diajak bicara... tapi tentang isu apapun yang mereka khawatirkan, dan untuk orang-orang yang tidak memiliki terapis, saya rasa semua orang akan memiliki AI," jelasnya.
Namun, tidak semua orang setuju chatbot AI saat ini bisa digunakan sebagai pengganti terapis. Dalam wawancara dengan The Guardian, dokter spesialis kesehatan mental Dame Til Wilkes mengatakan AI saat ini belum dapat menjadi terapis, bahkan cenderung memberikan nasihat yang tak tepat.
Baca Juga: Diet 'Puasa' vs Menghitung Kalori: Mana yang Lebih Efektif untuk Menurunkan Berat Badan?
Artikel Terkait
Hadiri Pembukaan TMMD ke-124, Wakil Ketua I DPRD Kapuas Yohanes Sampaikan Harapannya
Anggota DPRD Kapuas Bardiansyah Dukung Dinas Kesehatan Terbitkan Aturan Kewajiban Higienitas dan Sanitasi Bagi Usaha DAMIU
Hirup Asap Pembakaran 20 Ton Ganja Sitaan, 25 Ribu Warga Turki Teler
Nenek Dianiaya gegara Curi Bawang di Boyolali Banjir Donasi, Ada dari Anggota DPR
Kakorlantas Mendalami Dugaan Kerusakan Rem dalam Kecelakaan Bus ALS di Padang Panjang