KALTENGLIMA.COM - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melalui Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital mengadakan Program Kampung Internet sebagai langkah strategis mempercepat pemerataan akses broadband nasional. Langkah ini juga demi mencapai target peningkatan kecepatan internet tetap (fixed broadband) 100 Mbps. Pada tahap awal, program Kampung Internet tercatat membentangkan kabel fiber optik sepanjang 196 kilometer yang menjangkau 1.194 titik penerima manfaat di 20 desa, 9 kabupaten, dan 5 provinsi di Indonesia.
Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi, Wayan Toni Supriyanto, menjelaskan mengenai Kampung Internet menjadi stimulus untuk menarik penyelenggara telekomunikasi agar membangun jaringan internet hingga ke wilayah pedesaan.
"Target RPJMN 2025-2029 sangat jelas, penetrasi broadband rumah tangga 50 persen, jangkauan fiber optik hingga kecamatan 90 persen, dan kecepatan layanan mencapai 100 Mbps. Kampung Internet ini menjadi salah satu jalan untuk mencapainya," ujar di Desa Kramat Gajah, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Baca Juga: Hati-hati! Ini 9 Penyebab Sakit Perut Sebelah Kiri
Berbeda dengan jaringan seluler, Komdigi memilih untuk menggunakan jaringan fixed broadband yang dinilai punya keunggulan stabil dan bisa memberikan koneksi ngebut. Di sisi lain, Komdigi juga tengah mengejar kecepatan internet fixed broadband hingga 100 Mbps. Melalui program Kampung Internet ini, pemerintah akan menanggung biaya berlangganan internet fixed broadband selama 12 bulan. Setelah masa subsidi berakhir, penerima manfaat seperti rumah tangga, UMKM, dan layanan publik desa diharapkan bisa melanjutkan secara mandiri, baik langsung maupun melalui kerja sama Bumdes, koperasi, dan operator telekomunikasi.
"Ini untuk mendorong awal agar broadband bisa masuk lebih jauh ke desa, dan setelah itu dilanjutkan secara mandiri," tambah Wayan.
Sumatera Utara menjadi provinsi dengan penerima manfaat terbanyak, mencapai 307 titik, yang tersebar di Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Serdang Bedagai. Tidak hanya penyediaan jaringan, program juga menekankan penguatan kapasitas SDM lokal, di antaranya lewat penyerahan laboratorium fiber optik ke SMKN 1 Lubuk Pakam sebagai Center of Excellence untuk melahirkan tenaga terampil di bidang infrastruktur digital. Wayan menegaskan, keberhasilan transformasi digital tidak cukup dengan membangun kabel dan jaringan. Berdasarkan lokasi, jaringan seluler masih bisa dinikmati, akan tetapi jaringan fixed broadband sebelumnya belum masuk ke desa.
Baca Juga: Minum Saat Berdiri Dapat Merusak Ginjal? Dokter Tegaskan Ini Hoax, Namun Tetap Berisiko
"Kami ingin program ini berlanjut pada pemberdayaan SDM lokal, peningkatan ekonomi desa, hingga membuka peluang kerja sama industri. Jadi, ada kesinambungan antara infrastruktur dengan manfaat yang langsung dirasakan masyarakat," katanya.
Artikel Terkait
Pemprov Kalteng Gelar Rakor GTRA 2025 untuk Akselerasi Program Reforma Agraria
Kuasa Hukum Nadiem Makarim Sebutkan Poin-Poin Alasan Penetapan Tersangka jadi Tidak Sah
Danantara sebut Freeport Setuju Lepas 12 Persen Saham ke RI
Peningkatan Kompetensi ASN dalam Manajemen Pelayanan Publik untuk Mendukung Reformasi Birokrasi
Gema Takbir dari Palangka Raya, Iringi Kafilah Kalteng Menuju Panggung MQKI 2025