KALTENGLIMA.COM - Selama ini, banyak orang percaya bahwa suhu air yang digunakan saat mencuci wajah dapat memengaruhi kondisi pori-pori. Air panas diyakini dapat membuka pori-pori, sedangkan air dingin dianggap dapat menutupnya.
Namun, menurut dermatologis Dr. Hannah Kopelman, anggapan ini hanyalah mitos. Pori-pori sebenarnya tidak memiliki otot yang dapat membuka atau menutup sebagai respons terhadap suhu air.
Dr. Hannah menjelaskan bahwa air panas memang dapat meluruhkan minyak dan debu yang menumpuk, sehingga pori-pori terlihat lebih bersih.
Baca Juga: Program Makan Bergizi Gratis Pemerintah Sudah Efektif? Ahli Gizi Ini Berikan Saran
Namun, hal ini tidak berarti suhu air panas mengubah ukuran pori-pori. Pori-pori tetap berukuran sama, terlepas dari suhu air yang digunakan.
Meski begitu, penggunaan air panas saat mencuci wajah perlu dilakukan dengan hati-hati. Air panas tidak disarankan untuk mereka yang memiliki kondisi kulit tertentu, seperti rosacea atau eksim, karena dapat memperburuk kekeringan dan iritasi kulit.
Sebaliknya, air dingin memiliki manfaat lain, seperti menenangkan kulit yang meradang atau teriritasi. Selain itu, air dingin dapat membantu mengurangi pembengkakan pada wajah di pagi hari dengan menyempitkan pembuluh darah, sehingga kulit terlihat lebih segar.
Baca Juga: BBMKG Prediksi Gangguan Siklonik di Selatan NTT Berimbas pada Cuaca Bali
Untuk hasil terbaik, Dr. Hannah merekomendasikan mencuci wajah menggunakan air hangat atau suam-suam kuku.
Air dengan suhu ini efektif untuk menghilangkan kotoran, minyak, dan riasan tanpa menghilangkan minyak alami kulit.
Selain itu, air hangat juga membantu produk perawatan kulit terserap lebih baik oleh kulit wajah. Dengan demikian, air hangat menjadi pilihan ideal untuk menjaga kesehatan kulit wajah.
Artikel Terkait
Urine Bau? Waspada! 9 Penyebab yang Mungkin Tak di Sangka
Mirip Sakit Maag, Ini Perbedaannya dengan Gejala Serangan Jantung
Program Makan Bergizi Gratis Pemerintah Sudah Efektif? Ahli Gizi Ini Berikan Saran