Warunk Upnormal Dulu Rajanya Tempat Nongkrong, Sekarang Gerainya Banyak yang Tutup, Apakah Bangkrut?

Sehingga restoran menjadi sektor yang sangat terdampak akibat PSBB walaupun sudah dilonggarkan. 

Bila dibandingkan dengan bisnis F&B yang masih bertahan adalah mereka cepat beradaptasi dengan dengan perilaku belanja online yang dilakukan konsumen dan sangat meminimalisir biaya pengeluaran

Terutama biaya sewa yang selalu ada di bisnis F&B.

Baca Juga: Denise Tidak Ngoceh Lagi Tentang RD, Ini Nasihat Ibu Kandungnya yang Bikin Nangis

Apalagi bisnis Warunk Upnormal sendiri selalu membuka gerainya di tempat yang ramai dan strategis.

Dan tentunya dengan biaya sewa yang sangat tinggi. 

Karena sebagian besar pangsanya adalah anak muda, maka Warunk Upnormal harus berlapang hati kehilangan segmen pasarnya yang disebabkan PSBB dan dunia peronline an pendidikan. 

Walaupun Warunk Upnormal sempat menjual barangnya secara online, rupanya konsumen saat itu lebih memilih menyimpan uangnya sendiri dan memasak indomie di rumah aja. 

Baca Juga: Dijamin Enak! Intip Resep Membuat Mie Kepal

Biaya sewa yang belum balik modal dan kehilangan pasar offline inilah yang menyebabkan Warunk Upnormal perlahan menurunkan biaya produksi hingga menutup gerainya. 

Setelah di cek di google map, banyak banget gerai Warunk Upnormal yang telah tutup permanen. 

Bahkan banyak gerai Warunk Upnormal yang sudah berganti brand, contohnya Warunk Upnormal Malang yang berubah menjadi Sutaku. 

Terus, apakah Warunk Upnormal bisa ramai lagi? Karena pandeminya sudah selesai. 

Baca Juga: DPRD Murung Raya Ajak Jaga Kondusifitas Daerah, Rahmanto Muhidin : Ini Sangat Penting

Tidak tau pasti jawabannya. Tapi kalo dilihat dari segmen pasarnya dari kelas ekonomi menengah sampai ekonomi keatas, jadi teringat kalimat Dr Indrawan berikut ini: