KALTENGLIMA.COM - Selama beberapa pekan terakhir, ibu kota Vietnam, Hanoi, dilanda kabut asap tebal yang menjadikannya kota dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia.
Kondisi ini memicu pemerintah untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik (EV) sebagai salah satu langkah untuk mengatasi masalah tersebut.
Data dari AirVisual, platform independen yang menyediakan informasi global tentang polusi udara, mencatat tingkat partikel kecil berbahaya PM2.5 di Hanoi mencapai 266 mikrogram per meter kubik pada Jumat pagi, 3 Januari 2025. Angka ini merupakan yang tertinggi di antara kota-kota lain dengan tingkat polusi udara tinggi.
Baca Juga: Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang Km 97, Dua Orang Alami Luka-Luka
Sebagai pusat manufaktur dan salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara, Vietnam telah menghadapi masalah polusi udara serius di kota-kota besar, terutama di Hanoi, selama bertahun-tahun.
Kabut asap tebal yang menyelimuti kota ini sebagian besar disebabkan oleh lalu lintas padat, pembakaran sampah, dan aktivitas industri.
Dampak buruk polusi udara ini dirasakan langsung oleh penduduk kota, terutama kelompok lansia. Luu Minh Duc, seorang warga berusia 64 tahun, mengungkapkan bahwa masalah pernapasan yang ia alami semakin parah akibat polusi.
Baca Juga: Terungkap Harga dan Dimensi iPhone 17 Air, Seberapa Tipis?
Keluhan serupa juga disampaikan oleh kelompok muda. Nguyen Ninh Huong, seorang mahasiswa berusia 21 tahun, mengaku awalnya mengira kabut tersebut hanyalah uap biasa, namun ia kemudian menyadari bahwa itu adalah debu halus yang mengganggu penglihatannya dan membuat pernapasan terasa tidak nyaman.
Dalam pertemuan dengan Kementerian Transportasi pada Kamis lalu, Wakil Perdana Menteri Tran Hong Ha menyerukan percepatan transisi menuju kendaraan listrik sebagai upaya mengurangi polusi udara.
Pemerintah Hanoi menargetkan setidaknya 50 persen bus dan 100 persen taksi di kota tersebut menggunakan kendaraan listrik pada tahun 2030.
Baca Juga: BPOM Rilis Daftar 69 Kosmetik Berbahaya, Waspadai Efek Buruknya
Ha menegaskan bahwa langkah ini merupakan tanggung jawab negara terhadap rakyat dan harus dilakukan dengan tindakan yang spesifik serta tepat waktu, sebagaimana dilaporkan oleh surat kabar Tien Phong.
Artikel Terkait
Cak Imin: Putusan MK Jadi Peluang PKB Ajukan Kader jadi Capres
Pelaku Penembakan di Jalan Tol Ditangkap, Keluarga Korban Minta Ini
Pemerintah Bakal Gelontorkan Dana Rp20 Triliun untuk UMKM-Pekerja Migran
MK Hapus Ambang Batas Syarat Nyapres, Begini Respon Anies