KALTENGLIMA.COM - Penembakan dilaporkan terjadi di Bangkok, Thailand.
"Seorang mantan anggota parlemen oposisi Kamboja dan warga negara Prancis ditembak mati oleh seorang pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor di Bangkok pada hari Selasa ((/1/2025)," media Thailand melaporkan seperti dikutip dari AFP, Rabu (8/1).
"Lim Kimya... tewas di tempat kejadian. Petugas dari Biro Kepolisian Metropolitan telah memulai perburuan untuk menangkap pembunuhnya," Bangkok Post melaporkan, seraya menambahkan bahwa korban adalah warga negara Kamboja-Prancis.
Baca Juga: Ada Fitur Baru Transkrip Pesan Suara di WhatsApp, Apa Fungsinya?
"Petugas dari Biro Kepolisian Metropolitan telah memulai perburuan untuk menangkap pembunuhnya," Bangkok Post melaporkan, seraya menambahkan bahwa korban tewas adalah warga negara Kamboja-Prancis.
Beberapa media Thailand melaporkan seorang pria bersenjata mengendarai sepeda motor menembaki Lim Kimya saat ia tiba di Bangkok dari kota Siem Reap, Kamboja, bersama istrinya yang berkebangsaan Prancis dan paman yang berkebangsaan Kamboja.
Seorang jurnalis foto AFP melihat darah di tempat kejadian dekat kawasan Jalan Khao San yang populer di Bangkok.
Baca Juga: PSSI Pastikan Kompensasi Shin Tae-yong Dituntaskan dengan Baik Usai Pemecatan, Segini Besarannya
Penembakan yang menewaskan Lim Kimya terjadi pada hari yang sama ketika mantan pemimpin berpengaruh Kamboja Hun Sen menyerukan undang-undang baru untuk melabeli siapa pun yang mencoba menggulingkan pemerintahan putranya Hun Manet sebagai "teroris."
Hun Sen mengundurkan diri pada 2023 dan menyerahkan kepemimpinan kepada putra sulungnya, Hun Manet.
Lim Kimya terpilih sebagai anggota oposisi parlemen Kamboja setelah pemilihan umum pada 2013 di mana partai yang berkuasa di bawah mantan pemimpin Hun Sen hampir kalah dari Partai Penyelamat Nasional Kamboja (CNRP) kala itu.
Baca Juga: Komisi X DPR RI turut Sayangkan pemecatan Shin Tae-yong, Segera Panggil PSSI
CNRP, yang didirikan pada 2012 oleh para pemimpin oposisi Sam Rainsy dan Kem Sokha, dibubarkan oleh perintah pengadilan pada 2017.
Puluhan politisi dan anggota parlemen oposisi, termasuk Lim Kimya, dilarang melakukan kegiatan politik setelah pembubaran partai tersebut.
Artikel Terkait
El Classico Berpeluang Tersaji di Final Piala Super Spanyol 2025
Jonathan Christie Gagal Melangkah Jauh di Malaysia Open 2025
KPK Cek Laporan Harta Kekayaan Raffi Ahmad
RK Pastikan Absen di Penetapan Gubernur-Wagub Jakarta Besok
Film Squid Game 2 Terancam Diboikot di Vietnam, Ada Apa?