KALTENGLIMA.COM - Direktur Intelijen Nasional, Tulsi Gabbard, mengungkapkan bahwa lebih dari 100 pegawai intelijen telah diberhentikan akibat terlibat dalam percakapan seksual eksplisit atau chat cabul.
Dalam wawancaranya dengan Fox News, Gabbard menyoroti bahwa penggunaan alat Administrasi Keamanan Nasional oleh para pegawai tersebut merupakan pelanggaran besar terhadap kepercayaan publik serta bertentangan dengan standar profesionalisme yang berlaku.
Gabbard menegaskan bahwa dirinya telah mengeluarkan arahan untuk memberhentikan para pegawai yang terlibat dan mencabut izin keamanan mereka.
Baca Juga: Gempa di Boltim Sulut Akibatkan 11 Rumah dan Tempat Ibadah Rusak
Informasi mengenai pemecatan ini pertama kali diungkap oleh aktivis konservatif Chris Rufo melalui City Journal pada 25 Februari.
Selain itu, juru bicara Kantor Direktur Intelijen Nasional menyampaikan bahwa Gabbard telah mengirimkan memo kepada seluruh badan intelijen untuk mengidentifikasi pegawai yang berpartisipasi dalam ruang obrolan dengan konten cabul, pornografi, atau seksual eksplisit.
Dalam wawancaranya, Gabbard juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus melakukan pembersihan internal di lingkungan intelijen.
Baca Juga: Komisi VI DPR Jadwalkan Rapat Bahas Isu Pertalite Blended Pertamax
Selain kasus ini, dalam beberapa minggu terakhir, kantor tersebut juga telah memberhentikan pegawai yang memimpin inisiatif keberagaman di pemerintahan Biden.
Meski begitu, belum ada kejelasan mengenai jumlah pegawai komunitas intelijen yang telah diberitahu soal pemecatan mereka.
Saat ini, proses pemecatan tersebut dihentikan sementara karena masih dalam peninjauan oleh hakim federal terkait legalitas tindakan tersebut.
Artikel Terkait
Makna Mendalam di Balik Tradisi Padusan Sebelum Ramadan
Terungkap Penyebab Kematian Legenda Persebaya Surabaya Bejo Sugiantoro
Gubernur Jabar Copot Dua Kepala Sekolah Karena Adakan Study Tour ke Luar Provinsi
Kejagung Beberkan Peran Dua Tersangka Baru Kasus Minyak Mentah