KALTENGLIMA.COM - Pemilihan Paus baru kembali menjadi perhatian dunia setelah asap putih tampak mengepul dari cerobong Kapel Sistina pada Kamis malam waktu Vatikan.
Asap putih ini menandai bahwa konklaf telah mencapai keputusan, di mana para kardinal elektor memilih Uskup Agung Robert Francis Prevost sebagai Paus baru dengan nama Leo XIV, yang juga menjadi Paus pertama dari Amerika Serikat.
Di balik simbol asap tersebut, publik kerap mempertanyakan bagaimana proses pembentukan asap bisa menghasilkan dua warna berbeda—hitam dan putih.
Baca Juga: Demi Kesejahteraan Karyawan MBG, BGN Kaji Asuransi dan Strategi Cegah Keracunan
Dahulu, warna asap ditentukan oleh bahan bakar yang digunakan saat membakar surat suara: jerami basah atau bahan tambahan seperti tar untuk asap hitam, dan jerami kering untuk asap putih.
Namun, sejak konklaf tahun 2005, metode ini telah dimodernisasi dengan penggunaan senyawa kimia untuk menghasilkan warna asap yang lebih jelas.
Kini, asap putih berasal dari pembakaran campuran kalium klorat, laktosa, dan resin pinus, sementara asap hitam dihasilkan dari kalium perklorat, antrasena, dan belerang.
Baca Juga: Klorin Beracun Menyebar di Langit Spanyol, Ribuan Orang Tak Dapat Keluar Rumah
Proses ini dilakukan melalui dua tungku—satu tradisional untuk membakar surat suara dan satu modern yang bekerja otomatis memicu kartrid senyawa kimia.
Sistem ini didukung pemanas listrik dan kipas agar asap dapat keluar secara efisien ke cerobong selama sekitar tujuh menit, mempertegas pesan yang disampaikan kepada dunia.
Artikel Terkait
Donald Trump Bantah Dirinya Bakal Calonkan Diri Sebagai Presiden untuk Ketiga Kali
Donald Trump Ingin Kerjasama dengan Turki Guna Akhiri Konflik Rusia dengan Ukraina
Pakistan Jatuhkan 12 Pesawat Drone Milik India