KALTENGLIMA.COM - Pemerintah Australia mengeluarkan peringatan perjalanan bagi warganya yang berencana ke Indonesia setelah gelombang aksi protes meluas di sejumlah kota besar.
Kerusuhan terbesar tercatat di Jakarta, di mana enam orang meninggal dunia dan sejumlah bangunan serta kendaraan terbakar akibat bentrokan. Situasi ini juga memicu gangguan lalu lintas dan kerusakan fasilitas umum di berbagai titik.
Dalam pernyataannya di situs resmi Smartraveller, Pemerintah Australia menyebut protes besar dengan potensi kekerasan tengah berlangsung, termasuk di Bali yang menjadi salah satu tujuan favorit turis Australia.
Baca Juga: Basarnas Terjunkan 430 Personel untuk Cari Heli yang Jatuh di Hutan Mantewe Kalsel
Karena itu, warganya diminta menjauhi lokasi demonstrasi dan terus memantau perkembangan melalui media lokal.
Setiap tahun, diperkirakan ada 1,4 juta warga Australia berkunjung ke Indonesia, sehingga kondisi ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah mereka.
Gelombang protes di Indonesia mulai pecah sejak 25 Agustus 2025 dan memuncak pada 29 Agustus di Jakarta. Ribuan massa turun ke jalan, melempari aparat dengan batu serta merusak kendaraan.
Baca Juga: Pemerintah Tegaskan Tak Pernah Minta Live TikTok Dimatikan
Aksi serupa juga terjadi di Surabaya dan Yogyakarta, bahkan seorang mahasiswa berusia 21 tahun dilaporkan meninggal dunia.
Menyikapi kondisi tersebut, Presiden Prabowo Subianto meminta masyarakat tetap tenang dan percaya kepada pemerintah yang, menurutnya, berkomitmen memperjuangkan kepentingan rakyat dan bangsa.
Artikel Terkait
Polri Gelar Perkara Kasus Ojol Tewas Tertabrak Rantis Brimob Hari Ini
Mahasiswa Amikom Yogyakarta Meninggal Setelah Jatuh Akibat Gas Air Mata, Begini Kronologinya
KPK Buka Suara Terkait Isu Pengumuman Tersangka Kuota Haji
KPK Sita 15 Mobil Satori Terkait Dugaan Korupsi CSR BI-OJK