KALTENGLIMA.COM - Self pity party adalah kondisi pikiran dan perasaan yang berlebihan pada diri seseorang, yang bisa mempengaruhi kondisi mentalnya secara negatif. Istilah ini semakin populer di media sosial, seiring dengan peningkatan kesadaran akan kesehatan mental dan pengembangan diri.
Dalam self pity party, seseorang cenderung mengasihani dirinya sendiri secara berlebihan. Hal ini bisa menguras energi psikis dan mengaburkan pikiran-pikiran positif. Kondisi ini juga dapat mengurangi rasa harapan, syukur, kebahagiaan, dan selera humor seseorang, serta meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan perasaan hampa.
Setiap orang mungkin pernah mengalami rasa mengasihani diri sendiri, terutama saat menghadapi masa-masa sulit atau membandingkan diri dengan orang lain. Namun, jika perasaan ini berlebihan dan terus dipelihara, dapat menghambat perkembangan diri dan menyebabkan dampak negatif jangka panjang pada kesehatan mental.
Baca Juga: Ini Dia Manfaat Kandungan Centella Asiatica Dalam Skincare
Tanda-tanda seseorang sedang mengalami self pity party antara lain:
1. Berorientasi pada masa lalu: Mereka terus-menerus menyesali pola pikir dan pengalaman di masa lalu, sulit fokus ke masa depan.
2. Sulit menertawakan diri sendiri: Mereka terlalu serius dalam memahami kehidupan dan tidak membuka ruang untuk menertawakan kesulitan dan kegagalan.
3. Rasa rendah diri: Mereka cenderung menginginkan penerimaan dan kasih sayang dari orang lain untuk merasa lebih baik, kesulitan menghargai diri sendiri tanpa dukungan eksternal.
4. Temperamen melankolis: Mereka memiliki kebiasaan merenung dan introspeksi mendalam, namun ujung-ujungnya mengasihani diri sendiri secara berlebihan.
5. Egois: Mereka cenderung mementingkan diri sendiri secara berlebihan dan mudah merasa bahwa dirinya harus dipentingkan dibandingkan orang lain.
Baca Juga: 3 Wanita Postitif HIV Setelah Lakukan Vampire Facial di Spa Tak Berlisensi
Untuk menghindari self pity party, penting bagi setiap individu untuk memiliki kesadaran diri dan self esteem yang baik, serta kemampuan untuk mengontrol emosi dan pikiran agar tidak terjebak dalam mindset toksik tersebut.