BPOM: Keamanan Pangan Jadi Fondasi Utama Program Makan Bergizi Gratis!

photo author
- Kamis, 18 Desember 2025 | 16:30 WIB
Kepala BPOM Taruna Ikrar. (Gerry Anugrah Putra/Hops.ID)
Kepala BPOM Taruna Ikrar. (Gerry Anugrah Putra/Hops.ID)

 

KALTENGLIMA.COM - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menegaskan komitmennya dalam memastikan keamanan pangan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kepala BPOM, Taruna Ikrar menekankan bahwa keamanan pangan merupakan prasyarat utama agar manfaat gizi dari program MBG bisa diterima secara optimal oleh kelompok sasaran.

"Keamanan pangan bukan sekedar aspek pendukung, tetapi fondasi utama dalam pelaksanaan MBG. Pangan yang tidak aman tidak dapat disebut sebagai pangan," tegas Taruna Ikrar, Rabu (17/12/2025), dalam rapat koordinasi penyelenggaraan Program MBG di Provinsi Jawa Barat, Gedung Sate, Bandung, dikutip dari siaran pers BPOM.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menyebut bahwa program MBG tak hanya fokus pada peningkatan status gizi masyarakat, namun juga mendorong perputaran ekonomi daerah karena melibatkan pelaku usaha lokal. Dalam hal itu Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mendukung pernyataan tersebut dan menyatakan jika program MBG harus bisa menciptakan peningkatan daya saing, peningkatan kualitas kesehatan warga, dan membangun rasa keadilan.

Baca Juga: Pemerintah Rilis Edaran Ayah Ambil Rapor Anak, Catat Isinya!

“Keamanan pangan bukan sekedar aspek pendukung, tapi fondasi utama dalam pelaksanaan MBG. Pangan yang tidak aman tidak dapat disebut sebagai pangan," tegas Taruna Ikrar.

Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana menegaskan pentingnya penguatan standar keamanan pangan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), agar makanan yang disalurkan aman bagi penerima manfaat.

Dalam hal ini, BPOM menjalankan sejumlah fungsi strategis, di samping pengembangan kapasitas bagi pelaksana MBG di SPPG. Beberapa peran strategis BPOM di antaranya mulai dari memberi penilaian penerapan sistem jaminan keamanan dan mutu pangan hingga pengawasan terpadu dan berkelanjutan berbasis risiko. Selain itu, BPOM juga terlibat dalam penanganan Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan (KLB KP) jika ada dugaan insiden pada pelaksanaan MBG.

Baca Juga: Mengenal John Herdman, Dirumorkan Akan Jadi Pelatih Baru Timnas Indonesia

Hingga tahun 2025, BPOM sudah melakukan pengawalan keamanan pangan MBG di 25 provinsi dengan 64 titik lokus pengambilan sampel. Hasil pengujian menunjukkan, sebanyak 92 persen sampel memenuhi syarat, sementara 8 persen lainnya tidak. Temuan kontaminasi mikrobiologi, seperti Eschericia coli serta Bacilus cereus menjadi kasus tertinggi dan menjadi dasar penguatan pengawasan dan langkah preventif ke depan.

Selain pengawasan, BPOM juga aktif dalam pengembangan kapasitas sumber daya manusia. BPOM bekerja sama dengan Universitas Pertahanan dalam pembekalan Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) yang bertugas sebagai kepala SPPG. Kolaborasi ini telah melatih lebih dari 30 ribu SPPI di seluruh Indonesia di tahun 2025.

Pada tahun 2026, BPOM akan menyiapkan pengawalan keamanan pangan MBG melalui penguatan regulasi, peningkatan kompetensi pengawas, dan pelaksanaan SPPG surveilains pangan, hingga pengembangan sistem pelaporan terintegrasi secara nasional.

Baca Juga: Riset Harvard Temukan Cara Baru Mengatasi Diabetes dan Obesitas

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Wanda Hanifah Pramono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB
X