KALTENGLIMA.COM - Sejak Januari 2023, Republik Demokratik Kongo (DRC) melaporkan lebih dari 22.000 kasus mpox yang terdeteksi, dengan lebih dari 1.200 kematian.
Kasus-kasus baru juga telah dikonfirmasi di negara-negara tetangga, yang mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menetapkan mpox sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat pada 14 Agustus 2024.
Walaupun terdapat kesamaan antara mpox dan COVID-19, seperti keduanya merupakan penyakit zoonosis, ada juga perbedaan signifikan yang perlu dipahami masyarakat.
Baca Juga: Kondisi Memburuk Sejak Kehilangan Putri Tercinta, Ayahanda dr ARL Meninggal di RSCM
Mpox dan COVID-19 sama-sama berasal dari virus yang ditularkan dari hewan ke manusia. SARS-CoV-2, penyebab COVID-19, diduga berasal dari kelelawar dan mungkin berpindah melalui inang perantara sebelum menginfeksi manusia.
Sementara itu, MPXV, virus penyebab mpox, pertama kali diidentifikasi pada monyet, tetapi hewan pengerat seperti bajing dan tikus kantong Gambia diyakini sebagai reservoir utama virus ini. Seperti halnya SARS-CoV-2, asal-usul dan pola penyebaran MPXV masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
SARS-CoV-2 menyebar melalui aerosol pernapasan, sedangkan Mpox terutama ditularkan melalui kontak langsung dengan ruam atau cairan tubuh penderita.
Baca Juga: Mengenal Kanker Pankreas yang Diidap Sven Goran Eriksson
Meskipun mpox dapat menular melalui sekresi pernapasan, virus ini tidak menular secara efisien melalui udara seperti SARS-CoV-2.
Mpox lebih sering menyebar melalui kontak langsung dan berkepanjangan, termasuk melalui hubungan seksual, yang menjadi jalur penularan utama dalam wabah 2022-2023. Akibatnya, mpox jauh lebih sulit menular dibandingkan dengan COVID-19.
Gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hingga 14 hari setelah terpapar, dengan gejala umum seperti demam, sakit tenggorokan, dan kehilangan indra penciuman.
Baca Juga: Mengenal Kanker Pankreas yang Diidap Sven Goran Eriksson
Pada Mpox, gejala muncul dalam waktu hingga 3 minggu setelah paparan dan meliputi ruam yang menyebar ke wajah, ekstremitas, dan alat kelamin. Keparahan mpox dapat dipengaruhi oleh usia, akses ke perawatan medis, dan kondisi kesehatan seperti HIV.