KALTENGLIMA.COM - Bonanza Perwira Taihitu, Kepala Pusat Kebijakan Kesehatan Global dan Teknologi Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memastikan pemerintah terus memantau ketat patogen yang berpotensi akan menjadi pandemi berikutnya. Utamanya, risiko penyakit melompat dari hewan ke manusia, hingga terjadi penularan antarmanusia.
Terdapat sejumlah patogen yang termasuk daftar prioritas pemantauan bila mengacu pada pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), disesuaikan dengan kondisi epidemiologis masing-masing negara.
"Daftar prioritas ini mencakup berbagai famili virus dan bakteri yang menjadi perhatian utama. Famili virus yang menjadi patogen prioritas di Indonesia adalah famili Coronaviridae, (seperti SARS CoV), famili Orthomyxoviridae (termasuk Influenza H5N1), famili Paramyxoviridae (seperti Measles dan Nipah)," terang Bonanza dalam keterangannya.
Baca Juga: Rizqi Iskandar Jadi Anggota DPRD Jateng di Usia 21 Tahun, Teman Sekelas Ungkap Hal Ini
"Kemudian, famili Flaviviridae (misalnya, Dengue, Zika), famili Filoviridae (misalnya, Ebola, Marburg), famili Bunyaviridae (misalnya, Hanta), famili Togaviridae (misalnya, Chikungunya), famili Rhabdoviridae (misalnya, Rabies), famili Poxviridae (misalnya, Mpox), dan famili Retroviridae (misalnya, HIV)," lanjutnya.
Selain virus, terdapat sejumlah bakteri yang menjadi pantauan ketat WHO, juga banyak negara. Khususnya berkaitan dengan resistensi antimikroba. Berikut daftarnya:
- Famili Enterobacteriaceae (misalnya, Salmonella, E. coli)
- Famili Mycobacteriaceae (MTB Complex)
- Famili Bacillaceae (Anthrax)
- Famili Staphylococcaceae (Staphylococcus aureus)
- Famili Neisseriaceae (N. Gonorrhoeae, N. Meningitidis)
- Famili Campylobacter Aceae (Campylobacter)
Baca Juga: Diklaim Tahan 16 Hari, Segini Harga Vivo Watch 3 Di Indonesia
"Familia bakteri lain masuk dalam daftar prioritas yang dipantau, yakni famili Pseudomonadaceae (Pseudomonas), famili Leptospiraceae (Leptospira), Famili Vibrionaceae (Vibrio cholerae), dan famili Yersiniaceae (Y. pestis)," kata Bonanza.
Dirinya mengatakan hal ini berkaitan erat dengan berbagai spesies satwa liar termasuk kelelawar, primata, rodent, dan burung (Aves), yang kerap menjadi inang dan vektor penyebaran penyakit.