KALTENGLIMA.COM - Para ilmuwan sudah memperingatkan varian COVID-19 baru 'XEC' akan lebih menular dan menyebar cepat di seluruh Eropa. Varian XEC tersebut diperkirakan akan segera menjadi varian COVID yang dominan.
Dilaporkan BBC, varian COVID-19 XEC pertama kali diidentifikasi di Jerman pada bulan Juni lalu, dan sejak itu varian XEC sudah muncul di Inggris, AS, Denmark, dan beberapa negara lainnya. Para ahli menyebutkan jika varian baru ini merupakan turunan dari varian Omicron.
Gejala varian 'XEC' ini disebut mempunyai kesamaan dengan gejala pilek atau flu yang meliputi:
Baca Juga: Kami Wajib Tahu! Tak Cuma Sedapkan Masakan, Empat Manfaat Daun Kari Bagi Kesehatan
- Batuk atau sakit tenggorokan
- Kelelahan
- Nyeri
- Suhu tinggi.
Para peneliti sudah menyerukan pemantauan lebih dekat terhadap varian XEC untuk lebih memahami gejalanya. Gejala potensial lainnya mungkin termasuk sesak napas, nyeri otot, sakit kepala, hidung tersumbat, mual, muntah, dan diare. Varian yang termasuk dalam garis keturunan FLiRT, seperti XEC, umumnya menimbulkan gejala yang lebih ringan dibandingkan strain asli COVID-19.
"Sudah terjadi pertumbuhan yang kuat mengenai varian COVID-19 'XEC' ini di negara Jerman dan Denmark," ujar analis data COVID, Mike Honey.
Baca Juga: Minum Air Mineral atau Rebusan Mana yang Lebih Menyehatkan? Simak Penjelasannya
Beberapa negara yang telah melaporkan varian XEC antara lain Slovenia, Belgia, Jerman, Belanda, Denmark, Taiwan, Prancis, Israel, Italia, Swedia, Irlandia, Inggris, Kanada, Spanyol, dan Amerika Serikat.