KALTENGLIMA.COM - Biasanya, gorengan menjadi camilan favorit banyak orang berkat rasa gurih dan teksturnya yang renyah. Tetapi, di balik kenikmatannya, makanan ini sering dianggap kurang bersahabat bagi kesehatan, khususnya bagi pengidap hipertensi. Kandungan lemak jenuh serta kandungan kalori yang tinggi pada gorengan bisa meningkatkan risiko obesitas. Kondisi tersebut berhubungan erat dengan munculnya penyakit serius, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi.
Cara Sehat Makan Gorengan
Menurut spesialis penyakit dalam dr RA Adaninggar Primadia N, SpPD-KGH, ketika mengonsumsi gorengan, hal yang perlu diperhatikan yaitu kandungan lemaknya. Umumnya, gorengan mengandung lemak jenuh yang berisiko untuk kesehatan.
"Lemak itu kan ada yang baik, ada yang tidak, yang tidak baik itu biasanya asalnya dari asam lemak yang jenuh, atau saturated fat. Asam lemak jenuh itu kebanyakan didapatkan dari minyak dan produk yang bisa padat kalau di suhu ruangan, misalnya butter, mentega," jelasnya pada acara Siaran Radio Kesehatan yang ditayangkan di Instagram @kemenkes_ri.
Baca Juga: Sejumlah Gerbang Tol Dalam Kota Kembali Dibuka, Ini Daftarnya
Berikut dijelaskan beberapa cara memasak gorengan yang lebih sehat :
1. Goreng dengan Minyak yang Lebih Mengandung Asam Lemak Tak Jenuh
Jenis lemak yang baik yakni lemak tak jenuh yang mudah dicerna tubuh. Contohnya seperti minyak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti olive oil, canola oil dan corn oil.
"Jadi misalnya kita mau memilih untuk menggoreng sesuatu, ya kita pilih gorengnya itu dengan minyak yang lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuhnya," tuturnya.
2. Masak dengan Air Fryer
Dr Ning menyarankan untuk memasak gorengan dengan air fryer. Menurutnya, cara ini dapat mengurangi kalori dari minyak yang digunakan.
Baca Juga: Atas Inovasi di Bidang Pendidikan, Gubernur Kalteng Terima Penghargaan dari Menteri Dalam Negeri
3. Gunakan dengan Sedikit Minyak
Meskipun lebih sehat, kedua metode yang disebutkan membutuhkan biaya yang lebih mahal. Untuk alternatif lainnya, bisa memasak gorengan dengan lemak biasa namun jumlahnya lebih sedikit.
"Jumlah minyaknya yang dikurangi, meskipun pakai minyak biasa tapi jangan deep-fried, jadi jangan pakai minyak yang sampai tenggelam semua. Karena kan kalau pedoman dari Kemenkes minyak cuman boleh 5 sendok makan sehari," tandasnya.