KALTENGLIMA.COM - Saat ini banyak orang mencoba berbagai metode diet untuk menjaga kesehatan, salah satunya diet tinggi protein. Pola makan ini sering dipilih karena dianggap mampu mempertahankan massa otot dan memperpanjang usia.
Namun, anggapan tersebut ternyata tidak sepenuhnya tepat. Menurut Dr. Monisha Bhanote, kesalahan yang sering terjadi adalah terlalu fokus pada konsumsi makanan berprotein tinggi, terutama yang bersumber dari hewani, karena diyakini dapat menunjang umur panjang dan menjaga kekuatan otot.
Padahal, konsumsi protein hewani secara berlebihan justru dapat memicu proses penuaan dan berdampak buruk pada kesehatan seluler. Makanan seperti daging, susu, dan telur jika dikonsumsi terlalu banyak bisa mempercepat penuaan karena mengandung dua senyawa berbahaya, yaitu AGEs dan TMAO.
Baca Juga: Manfaat Kiwi untuk Mengurangi Stres dan Meningkatkan Kualitas Tidur
AGEs terbentuk ketika protein atau lemak bereaksi dengan gula di dalam aliran darah, dan senyawa ini dapat merusak protein, DNA, serta struktur penting dalam sel, sehingga meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, gangguan kardiovaskular, dan Alzheimer.
Sementara itu, TMAO berkaitan dengan meningkatnya risiko penyakit jantung termasuk aterosklerosis, serangan jantung, dan stroke, yang tentu tidak mendukung upaya memperpanjang usia.
Jika tetap ingin menjalani diet tinggi protein, disarankan untuk mengutamakan sumber protein nabati dan memperbanyak konsumsi ikan. Meski termasuk protein hewani, ikan memiliki komposisi yang berbeda dengan daging dan memberikan manfaat kesehatan yang lebih baik.
Baca Juga: Bahas Penguatan dan Kesadaran Gizi Lewat MBG, Persagi Temui DPR dan BGN
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa rutin mengonsumsi ikan dapat menurunkan risiko kematian dini hingga 12 persen, sehingga menjadikannya pilihan yang lebih aman dan menguntungkan bagi kesehatan jangka panjang.