KALTENGLIMA.COM – Mi instan menjadi salah satu makanan favorit masyarakat karena praktis, murah, dan mudah disajikan.
Namun di balik kelezatannya, konsumsi mi instan yang terlalu sering dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan pencernaan hingga penyakit kronis.
Dokter spesialis penyakit dalam, Aru Ariadno, menyebutkan bahwa dampak kesehatan akibat sering mengonsumsi mi instan antara lain tekanan darah tinggi, penyakit jantung, obesitas, diabetes, gangguan pencernaan, hingga penurunan fungsi ginjal.
Baca Juga: Bukan Cuma Wanita, Pria Juga Harus Hindari Makanan Ini Demi Kesuburan
Hal ini tidak lepas dari kandungan natrium, lemak jenuh, serta kalori yang cukup tinggi dalam mi instan.
Dari sisi pencernaan, mi instan membutuhkan waktu lebih lama untuk diproses tubuh dibandingkan mi pada umumnya.
Mi instan dapat bertahan sekitar 3–5 jam di lambung sebelum berpindah ke tahap pencernaan berikutnya.
Baca Juga: Fans Kecewa, Tur Lionel Messi di India Diwarnai Kerusuhan
Bahkan pada sebagian orang, proses hingga benar-benar dikeluarkan dari tubuh bisa memakan waktu 1–2 hari.
Lambatnya proses pencernaan mi instan dipengaruhi beberapa faktor. Salah satunya adalah proses penggorengan yang membuat mi instan mengandung lemak jenuh tinggi.
Lemak ini dapat memperlambat pengosongan lambung sehingga makanan lebih lama tertahan di dalam perut. Selain itu, bahan pengawet yang digunakan membuat mi instan lebih keras dan sulit terurai.
Baca Juga: Ungguli Thailand, Indonesia Jadi Raja Bulu Tangkis SEA Games 2025
Berbeda dengan mi segar atau mi tanpa pengawet yang lebih mudah hancur dan cepat dicerna, mi instan juga tergolong rendah serat.
Rendahnya kandungan serat ini memperlambat kerja usus dan membuat makanan lebih lama berada di saluran pencernaan.