KALTENGLIMA.COM - Ayyâmul Bîdl secara bahasa bermakna hari-hari cerah.
Namun maksud sebenarnya adalah hari yang malam sebelumnya cerah tersinari oleh bulan.
Yaitu pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan dengan hitungan kalender Hijriah.
Semisal setiap tanggal 13, 14, dan 15 Syawal, Dzulqa’dah, dan semisalnya.
Baca Juga: Apes! Klik Link di Facebook, Uang Rp654 Juta Milik Anggota DPRD Bali Lenyap
(Zainuddin bin Abdil Aziz al-Malibari, Fathul Mu’în pada I’ânatut Thâlibîn, [Beirut, Dârul Fikr], juz II, h. 269).
Puasa Ayyamul Bidh merupakan puasa sunnah yang dilaksanakan selama tiga hari.
Ayyamul Bidh diartikan kedalam bahasa indonesia sebagai hari putih karena bulan purnama bersinar dengan warna putih pada malam-malam di hari yang sudah ada ketetapan serta manfaatnya.
Baca Juga: Polisi di Sulsel Bongkar Praktek Prostitusi Online, Dua Selebgram Tersangka
Umat muslim dianjurkan untuk berpuasa setiap tanggal ini oleh Nabi Muhammad SAW.
Dalam sabdanya yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, dari hadits riwayat an-nasa’I dengan sanad hasan, berkata, “Rasulullah SAW sering tidak makan (berpuasa) pada hari-hari yang malamnya cerah (Ayyamul Bidh) baik di rumah maupun saat berpergian.” Oleh karena itu, ketetapan puasa Ayyamul Bidh sunnah untuk dilaksanakan.
Pada tahun 2023 ini, pemerintah menetapkan puasa Ayyamul Bidh jatuh pada tanggal 4, 5, dan 6 Februari 2023.
Baca Juga: Lionel Messi Berpeluang Bermain di Piala Dunia 2026
Menyesuaikan dengan 1 Rajab 1444 H yang sudah jatuh pada tanggal 23 Januari 2023.
Pada sejarahnya, menurut beberapa pendapat, ibadah puasa ini ada hubungannya dengan Nabi Adam, nabi pertama umat Islam, ketika ia dibawa ke bumi.