Itu ditulis dalam Syarh Shahihil Bukhari oleh Umdatul Qari.
Baca Juga: HOAX! SM Entertainment Bantah Kabar NCT Dream dan WayV Akan Tampil di Sebuah Festival di Indonesia
Dalam riwayat Ibnu Abbas disebutkan bahwa ketika Nabi Adam AS dibawa ke bumi, seluruh tubuhnya terbakar matahari hingga menjadi hitam atau gosong.
Tak lama kemudian, Allah SWT menurunkan kepada Nabi Adam untuk berpuasa selama tiga hari 13, 14, dan 15.
Pada puasa hari pertama, sepertiga tubuhnya menjadi putih.
Baca Juga: Presiden Jokowi Dipastikan Akan Hadiri Hari Pers Nasional 2023
Pada puasa hari kedua, sepertiga lainnya menjadi putih.
Pada hari ketiga, sepertiga sisanya memutih.
Pendapat lain mengatakan bahwa puasa ini disebut Ayyamul Bidhi karena bulan bersinar terang pada malam-malam tersebut.
Bulan sepertinya selalu menerangi bumi dari matahari terbenam hingga matahari terbit.
Dengan kondisi tersebut, kondisi siang dan malam terang dan penuh cahaya.
Baca Juga: Warga Gunung Purei Minta Dibangunkan Jembatan Penghubung Desa Lawarang Menuju Desa Mea
Kata Ayyamul bidh adalah bentuk jamak dari al-yaum yang artinya siang, sedangkan bidh artinya putih.
Puasa ini berbeda dengan puasa mutih yang biasa dilakukan masyarakat Jawa yang hanya mengkonsumsi nasi putih dan air putih.
Ibnu abbas meriwayatkan hadits Nabi, bahwa puasa Ayyamul Bidh termasuk puasa sunnah muakkad yang berarti amalan yang sangat dianjurkan.
Baca Juga: Intip Profil KMSK Deinze, Klub Baru Marselino Ferdinan di Liga Belgia
Puasa sunnah ini jika dilaksanakan akan dihitung berpuasa selama sepanjang tahun.
Artikel Terkait
Usai Meninggalkan Dunia Hiburan, Peggy Melati Sukma Dipinang Saudagar Kaya Raya dari New Zealand
Film ‘Suzzanna: Malam Jumat Kliwon’ Siap Tayang Tahun Ini
Serial ‘Dug Days: Carl’s Date’ Siap Tayang 10 Februari 2023, Akan Ceritakan Kencan Carl Pasca Ditinggal Ellie
MAMAMOO Terlihat di Bandara Incheon Siap Untuk Terbang ke Indonesia
Bersiaplah EXO-L, EXO-SC Sudah Siap Untuk Terbang ke Indonesia