kaltenglima.com - Bulan Ramadhan merupakan bulan pengampunan dan bulan dilipat gandakannya pahala bagi umat muslim.
Umat muslim pula diminta untuk mempersiapkan Ramadhan sebaik mungkin.
Untuk itu, dalam ceramahnya dikatakan UAH sapaan akrab Ustadz Adi Hidayat
rumusnya agar fokus saat ramadhan, saat masuk Syaban sudah siap terkait bekal menghadapi ramadhan kedepannya.
"Maka ketika masuk Syaban kumpulin bekal-bekal puasa. Masuk syaban tuliskan kurikulum- kurikulum itu agar ketika Ramadhan sudah ada gambaran jelas yang harus dilakukan," terang UAH dikutip Jendela Cianjur dari Channel Youtube Adi Hidayat Official, Senin 21 Maret 2022.
Semua kurikulum itu, ditambahkannya, mengerucut pada amalan takwa. Diantaranya salat. infak, berinteraksi dengan Alquran. "Nabi saat ramadhan khatam quran minimal sekali, masa ente yang bukan nabi tidak khatam quran dalam sebulan?," pesan UAH
Dikutip kaltenglima.com dari jendelacianjur.com dalam artikel berjudul Hadapi Ramadan, Ustadz Adi Hidayat Ingatkan Persiapkan Kurikulum Ibadah Agar Tidak Hambar
UAH menyarankan, begitu masuk ramadan, salat lebih ditingkatkan kembali. Dalam hal ini, tidak hanya salat fardu, tapi juga kerjakan salat sunnah "Aktifkan amalan-amalan sunnah yang bisa dilakukan misalnya salat sunnah sebelum dan sesudah salat fardu kemudian amalan lainnya," terangnya.
Menurutnya, pada saat ramadan Allah meningkatkan perasaan kita sehingga membuat beda perasaan di bulan biasanya.
"Perasaan kita ditingkatkan oleh Allah. Perasaan kita dibuat beda. Makanya kalau di ramadan jangankan salat fardu, anda ketinggalan sunnah bisa gelisah. Makanya kalo ada di bulan ramadan anda tidak semangat menunaikan ibadah sunnah, ada yang salah dengan hati anda," tuturnya.
Pada bulan ramadan, keimanan pun akan lebih ditambah lagi oleh Allah Azza Wa Jalla. "Ramadan itu jangankan iman paling kuat, iman paling lemah saja oleh Allah ditanamkan semangat kuat untuk ibadah khususnya malam pertama," tuturnya,
Jadi kalau saat ramadhan, dikatakan UAH, ada satu perasaan kurang mengejar ibadah sunnah ada persoalan dalam hati anda. “Kalau anda malas mengerjakan yang fardu itu bahaya," tambahnya. ***
(Prasetyo/Jendela Cianjur)