KALTENGLIMA.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mewanti-wanti Indonesia akan mengalami dua fenomena di musim huja 2024. Kedua fenomena tersebut yakni El Nino dan Angin Monsun Asia yang diduga akan terjadi secara bersama.
El Nino adalah fenomena saat suhu di muka laut Samudra Pasifik bagian tengah hingga timur memanas, sementara Monsun Asia ditandai dengan bertiupnya angin di Oktober hingga April di Indonesia saat matahari berada di belahan bumi selatan.
Hal ini memicu kawasan Asia relatif menjadi lebih dingin dari tekanan maksimum, sementara wilayah Australia mengalami musim panas. Deputi Bidang Meteorologi Bidang Meteorologi BMKG berpendapat, El Nino dan Monsun Asia yang terjadi secara bersamaan berdampak pada sejumlah wilayah di Indonesia.
Baca Juga: Keren! Polri Razia Knalpot Brong Hasil Penindakan Disulap Jadi Patung Bandeng di Pati
Perkiraan BMKG terkait El Nino dijelaskan oleh Guswanto, dikatakan fenomena ini masih akan berlanjut hingga Maret atau April 2024. Alhasil, dampaknya pengurangan curah hujan tahunan atau annual rainfall menjadi tidak merata. Sedangkan keberadaan Monsun Asia di musim hujan memicu curah hujan menjadi tinggi.
"Monsun Asia diprakirakan hingga April 2024.Monsun Asia adalah angin musim yang bersifat periodik yang biasanya terjadi di Samudera Hindia dan sebelah selatan Asia," jelas Guswanto.
Kedua fenomena itu dapat terjadi secara tidak bersamaan di wilayah Indonesia. Otomatis terdapat beberapa wilayah yang mengalami intensitas hujan berkurang, dan ada beberapa wilayah yang melaporkan tren sebaliknya.
Baca Juga: Banjir di Desa Sei Rahayu 1, BPBD dan Kodim 1013/Muara Teweh Salurkan Bantuan Sosial
Prediksi BMKG menunjukkan beberapa wilayah yang memasuki curah hujan berkurang imbas El Nino yakni:
- Kabupaten Bangkalan
- Kabupaten Banyuwangi
- Kabupaten Blitar
- Kabupaten Gresik
- Kabupaten Bondowoso
- Kabupaten Bojonegoro.
Sedangkan wilayah yang dapat melaporkan curah hujan meningkat imbas Monsun Asia di antaranya:
Baca Juga: Akun Sosmed Piala Asia Sebut Assist Yakob Sayuri Berkelas Dunia
- Sumatera
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Bali
- Nusa Tenggara
BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada namun tidak panik. Dampak dari kedua fenomena tersebut memang dapat berimbas pada bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang dan puting beliung, terutama masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.
BMKG meminta masyarakat untuk lebih mengenali lingkungan dan potensi bencana di lingkungan tempat tinggal, karena salah satu upaya mitigasi atau pencegahan sesungguhnya yakni dengan memahami cuaca dan lingkungan tempat kita tinggal, sehingga dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan dari bencana hidrometeorologi yang bisa saja datang sewaktu-waktu.
Baca Juga: Caleg Asal Bondowoso Rela Jual Ginjal Demi Biaya Kampanye
Artikel Terkait
Senasib Dengan Indonesia, Malaysia Dihajar Yordania Di Piala Asia
Jennie BLACKPINK Ulang Tahun Hari Ini, Berikut Fakta Unik Tentang Jennie
Pj Bupati Barito Utara Terima LHP Dengan Tujuan Tertentu dari BPK Provinsi Kalteng