Harga Beras Naik di 179 Kabupaten/Kota Menurut Data BPS

photo author
- Senin, 19 Februari 2024 | 22:09 WIB
Ilustrasi beras (Pixabay)
Ilustrasi beras (Pixabay)


KALTENGLIMA.COM - Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), harga beras mengalami kenaikan di setidaknya 179 kabupaten/kota. Rata-rata harga beras mencapai Rp 14.380, naik sekitar 2,92% dibandingkan bulan sebelumnya.

Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, mengungkapkan bahwa kenaikan harga beras masih berlanjut pada awal bulan Februari 2024. Pada minggu pertama bulan Februari, tercatat kenaikan harga rata-rata beras sebesar 0,93% dibandingkan bulan sebelumnya, sedangkan pada minggu kedua Februari, harga beras meningkat sekitar 1,65% dibandingkan bulan Januari.

"Jadi, kita lihat di minggu ketiga Februari 2024, kenaikan harga beras mencapai 2,92% dibandingkan Januari 2024. Dan harga beras ini di minggu ketiga Februari 2024 secara rata-rata mencapai Rp14.380 per kg dan kenaikan harga beras ini terjadi 179 kabupaten/kota," beber Pudji dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, dikutip dari YouTube Kemendagri, Senin (19/2).

Baca Juga: 6 Rumah Termasuk Kios BBM dan Toko Sepatu di Murung Raya Berkobar

Pudji juga menjelaskan bahwa sekitar 20% wilayah Indonesia mengalami kenaikan harga beras yang di atas rata-rata nasional pada pekan ketiga Februari 2034. Dia juga mencatat bahwa terjadi peningkatan harga beras yang cukup signifikan pada minggu sebelumnya.

"Jadi, kalau kita lihat terlihat bahwa harga beras di Februari minggu ketiga meningkat cukup tinggi dibandingkan minggu kedua Februari 2024, (naik dari Rp14.166 per kg ke Rp14.380 per kg)," terangnya.

Namun, Pudji menyatakan bahwa Indonesia diantisipasi akan memiliki surplus beras pada bulan Maret 2024. Meskipun demikian, produksi beras diproyeksikan akan lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Baca Juga: Legislator Ini Ajak Lestarikan Budaya Lokal dan Generasi Pemuda Jadi Pelopor

Pada Maret 2023, total panen beras mencapai 5,13 juta ton, sedangkan diproyeksikan hanya mencapai 3,51 juta ton pada tahun 2034. Oleh karena itu, Pudji menyarankan untuk meningkatkan percepatan penanaman dan optimalisasi penggunaan lahan pertanian.

"Sehingga kalau kita bandingkan antara konsumsi dengan produksi, maka surplus yang akan terjadi pada Maret 2024 ini jauh lebih rendah dibandingkan surplus Maret 2023," tuturnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Deni Hariadi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bupati Bekasi Jadi Tersangka KPK Punya Harta Rp 79,1 M

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

KLH Angkut 116 Ton Sampah di Pasar Cimanggis Tangsel

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:50 WIB
X