KALTENGLIMA.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga Agustus 2024 mengalami defisit sebesar Rp 153,7 triliun, yang setara dengan 0,68% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Defisit ini sesuai dengan target yang ditetapkan dalam Undang-Undang APBN 2024. Meski terjadi defisit, keseimbangan primer masih mencatat surplus sebesar Rp 161,8 triliun.
Pendapatan negara sampai Agustus 2024 mencapai Rp 1.777 triliun, mengalami penurunan sebesar 2,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Jokowi Bakal Lengser Bulan Depan, Berapa Uang Pensiun Seumur Hidupnya?
Pendapatan ini diperoleh dari pajak, bea cukai, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dan realisasinya mencapai 63,4% dari target yang telah ditetapkan. Penurunan tersebut, menurut Sri Mulyani, lebih kecil dibandingkan kontraksi pada bulan-bulan sebelumnya.
Di sisi lain, belanja negara mencapai Rp 1.930,7 triliun, meningkat 15,3% dibandingkan tahun lalu. Belanja tersebut mencakup belanja kementerian/lembaga (K/L), belanja non K/L, dan transfer ke daerah.
Peningkatan belanja ini, menurut Sri Mulyani, disebabkan oleh kebutuhan pemilu, alokasi bantuan sosial terkait dampak El Nino, dan faktor-faktor lainnya yang menyebabkan pengeluaran negara melonjak sejak awal tahun 2024.
Artikel Terkait
Cagub dan Cawagub Sudah Diumumkan KPU, Provinsi Mana Paling Banyak?
Imbas Temuan Tujuh Jasad, Polisi Buka Aduan Orang Hilang
Heboh! ASN Protes Tetangga Doa Bersama, Pemkot Bekasi Bertindak