Berita Baik! Racun Lebah Madu Tawarkan Harapan Baru untuk Terapi Kanker

photo author
- Kamis, 11 September 2025 | 08:55 WIB
Ilustrasi lebah madu (freepik)
Ilustrasi lebah madu (freepik)

KALTENGLIMA.COM - Sedang berlangsung, sebuah penelitian yang mengkaji potensi racun lebah untuk mengobati jenis kanker tertentu. Sejak tahun 2020, para ahli di Epigenetics Lab di Harry Perkins Institute of Medical Research sudah meneliti bagaimana racun dari lebah madu bisa digunakan untuk membunuh sel kanker payudara yang agresif tanpa membahayakan sel-sel sehat. Kepada News Week, Dr Edina Wang, seorang peneliti di institut tersebut mengatakan bahwa saat ini timnya telah merekayasa bentuk melittin yang ditargetkan, sehingga bisa disuntikkan langsung ke aliran darah dalam studi praklinis. Melittin merupakan senyawa utama yang ditemukan dalam racun lebah. Ia bekerja dengan cara "melubangi membran sel".

"Dengan hanya satu suntikan, kami mengamati kematian sel kanker dalam enam jam dan efek terapeutiknya bertahan hingga satu minggu," katanya, seraya menambahkan bahwa efek ini minimal pada sel normal.

Racun Lebah Hancurkan Sel Kanker Tanpa Merusak Sel Sehat
Menurut Dr Wang, pada penelitian mereka, ditemukan bahwa seluruh racun lebah menargetkan sel kanker payudara lebih efektif, dengan dampak yang lebih kecil pada sel normal. Hal tersebut mengindikasikan mungkin ada komponen lain dalam racun yang membantu mengarah kan melittin secara lebih spesifik ke sel kanker. Namun demikian, racun lebah madu itu sendiri tidak bisa digunakan langsung sebagai pengobatan karena mengandung "komponen alergen dan beracun yang membuatnya tidak aman dalam bentuk alaminya." Akan tetapi, dengan merekayasanya dan menambahkan komponen khusus, mereka berhasil meningkatkan presisinya, memungkinkan racun ini langsung menuju lokasi tumor dan membunuh sel kanker secara efektif.

Baca Juga: Istana Mengapresiasi Transformasi Nusakambangan: Kolaborasi untuk Visi-Misi Presiden

Potensi dan Tantangan Terapi
Penelitian ini bukanlah yang pertama kali mengkaji melittin untuk pengobatan kanker. Dr Robert Clarke, direktur eksekutif The Hormel Institute, mengatakan studi ini berada dalam konteks penelitian yang serupa. Tetapi, yang membedakannya adalah temuan bahwa beberapa subtipe kanker payudara mungkin lebih sensitif terhadap racun tersebut. Meskipun saat ini penelitian fokus pada kanker payudara, para peneliti juga telah mulai menyelidiki apakah pengobatan serupa bisa digunakan untuk kanker ovarium. Hasil awal menunjukkan bahwa melittin yang ditargetkan memiliki efektivitas enam kali lipat lebih baik terhadap sel kanker ovarium dibandingkan melittin saja.

"ada selalu batasan untuk dipertimbangkan, dan penelitian ini tidak terkecuali," kata Dr Clark.

Tujuan utama dari penelitian ini yakni mengembangkan terapi yang lebih bertarget yang bisa mengurangi ketergantungan pada perawatan tradisional seperti kemoterapi dan radioterapi, yang sering kali memiliki efek samping signifikan.' Pada tahap ini, para peneliti melihat pendekatan melittin yang ditargetkan sebagai sesuatu yang dapat melengkapi pengobatan yang sudah ada, bukan menggantikannya.

Baca Juga: Heriyus: Kehadiran Listrik Desa Bukti Negara Hadir di Pelosok

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wanda Hanifah Pramono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bupati Bekasi Jadi Tersangka KPK Punya Harta Rp 79,1 M

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

KLH Angkut 116 Ton Sampah di Pasar Cimanggis Tangsel

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:50 WIB
X