KALTENGLIMA.COM - Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) menyatakan alasan pemerintah batu saja memberikan bantuan sosial setelah nyaris setahun kejadian gagal ginjal akut yang diduga imbas cemaran zat toksik obat sirup menewaskan lebih dari 200 anak di Tanah Air.
Menurut Menko, pemberian santunan tersebut melewati proses panjang termasuk koordinasi dengan Kementerian Sosial (Kemensos) terlebih dahulu, sampai mendapatkan angka bantuan yang diusulkan ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu), lalu persetujuan Presiden RI Joko Widodo. Teknis pemberian bansos hingga baru dapat tersalurkan saat ini memerlukan waktu yang lama, mengingat anggaran ini masuk di APBN.
"Atas saran dari Bapak Presiden, maka beliau menyetujui memberikan santunan kepada para korban yang terdampak ataupun keluarga korban. Pemberian santunan langsung dari Bapak Presiden. Kami sangat prihatin dengan kejadian ini dan sangat kami sesali. Karena itu langkah untuk empati dari kesungguhan dalam penanganan kasus ini," terang Muhadjir dalam agenda pemberian bantuan sosial korban GGAPA, di Gedung Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Rabu (10/1/2024).
Baca Juga: Wapres Ma’ruf Amin Beri Pujian ke Megawati di HUT PDIP ke-51
"Ini dari kami, Kemenko PMK, teknis karena prosesnya masih panjang karena menyangkut anggaran APBN. Jadi sebetulnya sudah kita proses lama," sambungnya.
Pihaknya menyangkal jika pemerintah mengabaikan kasus korban gagal ginjal akut. Dalam kesempatan itu juga, Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan memastikan terdapat tiga bantuan yang diberikan pemerintah, selain bantuan sosial.
Dari perawatan pasien hingga transportasi ke fasilitas kesehatan juga dipastikan ditanggung oleh pemerintah. Pihaknya meminta para korban untuk aktif melapor jika masih ditekankan masalah tanggungan biaya selama proses perawatan masih berjalan.
Baca Juga: Resep Membuat Ayam Bumbu Madura Sajikan Dengan Sambal Pencit, Cocok Jadi Menu Makan Siang
Sebagai informasi, terdapat 326 anak korban gagal ginjal akut yang tercatat meninggal, sembuh, atau masih dalam perawatan. Kasus terbanyak dilaporkan berada di DKI Jakarta.