nasional

Gunung Ruang Bisa Erupsi karena Pasang Surut Air Laut, Simak Penjelasannya

Selasa, 7 Mei 2024 | 16:04 WIB
Suasana Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, pada Minggu (5/5/2024). (Foto: esdm.go.id)


KALTENGLIMA.COM -
Menurut Dr. Eng. Ir. Mirzam Abdurrachman, ST, MT, dari Institut Teknologi Bandung, terdapat berbagai faktor yang dapat memicu terjadinya erupsi gunung. Faktor-faktor ini termasuk dorongan magma baru dari dalam (internal forcing) hingga dorongan eksternal dari luar (external forcing).

Pada acara 'Eureka! Raungan Gunung Ruang', Dr. Mirzam menjelaskan bahwa gunung berapi yang terletak di tengah laut, seperti Gunung Ruang, juga memiliki risiko erupsi yang disebabkan oleh pasang air laut. Ini menunjukkan bahwa erupsi gunung tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal, tetapi juga oleh faktor eksternal seperti perubahan lingkungan sekitar, seperti pasang air laut.

"Seperti Gunung Ruang, Krakatau, lalu saya kasih contoh yang ketiga itu adalah Gamalama. Gunung api yang berada di tengah laut itu, ketika terjadi pasang purnama, ketika air lautnya naik, kadang-kadang juga erupsi," ujarnya.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Menguat Usai Ekonomi RI Tumbuh Positif

"Ini dikarenakan ketika pasang purnama, katakanlah kenaikan muka air laut 30-40 cm, tapi dengan volume yang banyak, akan memberikan tekanan pada gunung api yang aktif. Jadi, sekarang, kalau misalkan kita pasang purnama, kemudian ada gunung api yang kritikal, itu perlu hati-hati. Itu bukan karena malam Jumat, bukan karena orang-orang berubah jadi serigala, tapi karena volume akhir yang pertama tiba-tiba itu akan berpengaruh," terangnya.

Hujan besar di atas gunung berapi juga dapat memicu erupsi. Sebagai contoh, pada tahun 2018, Gunung Kilauea di Hawaii mengalami erupsi yang dipicu oleh hujan lebat, meskipun tidak ada tanda-tanda magmanya bergerak atau akan terjadi erupsi. Ini menunjukkan bahwa faktor-faktor eksternal seperti curah hujan juga dapat memainkan peran penting dalam memicu erupsi gunung berapi.

"Tapi tiba-tiba ketika hujan, itu meletus hebat," kata Mirzam.

Baca Juga: Pacitan Jatim Diguncang Gempa Magnitudo 4,1

Seorang lulusan S3 di Jepang itupun menggunakan analogi kaca gerobak gorengan yang pecah di dekat wajan untuk menjelaskan fenomena tersebut. Dia menggambarkan bahwa ketika kaca gerobak gorengan terkena panas dari wajan dan tiba-tiba terjadi hujan di luar, kaca tersebut dapat pecah. Analogi ini menggambarkan bagaimana perubahan lingkungan eksternal, seperti perubahan suhu yang tiba-tiba, dapat mempengaruhi kestabilan suatu objek, dalam hal ini, kaca gerobak gorengan. Dengan demikian, analogi ini mengilustrasikan bagaimana faktor eksternal, seperti hujan dalam kasus ini, dapat memicu kerusakan atau perubahan pada suatu sistem.

"Itu adalah mungkin contoh analogi yang pas saya pikir. Kenapa kaca tukang gorengan itu pecah, nah itu rahasianya adalah karena kompornya dekat dan di luarnya memuai. Kacanya tidak sesuai dengan perubahan dingin ketika hujan, ya meletek," pungkasnya.

Tags

Terkini

Bupati Bekasi Jadi Tersangka KPK Punya Harta Rp 79,1 M

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

KLH Angkut 116 Ton Sampah di Pasar Cimanggis Tangsel

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:50 WIB