KALTENGLIMA.COM - Gelombang baru COVID-19 baru-baru ini melanda Singapura. Pada periode 5-11 Mei 2024, tercatat sekitar 25.900 kasus COVID-19 di Singapura, meningkat sebesar 90 persen dari minggu sebelumnya yang mencatat 13.700 kasus. Juru bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), dr. Mohammad Syahril, Sp.P., MPH, memahami kekhawatiran masyarakat Indonesia terkait situasi ini. Ia menekankan agar masyarakat tidak panik, karena saat ini infrastruktur dan fasilitas kesehatan di Indonesia telah mengalami peningkatan yang signifikan.
"Insyaallah Indonesia siap ya (menghadapi COVID-19), dengan varian apapun dan sub-varian apapun kita siap dan mudah-mudahan kita bisa mengendalikan," kata dr Syahril, Jakarta Selatan, Selasa (21/5/2024).
"Karena infrastruktur kita sudah ok, sudah clear semua. Jadi (masyarakat) nggak ada kekhawatiran gitu ya," imbuhnya.
Baca Juga: Buntut Pesawat Latih Jatuh di BSD, Polisi Bakal Panggil Pihak Flying Club
Syahril juga mengingatkan masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan (prokes) di mana pun berada, terutama di tempat-tempat yang ramai. Menurutnya, lonjakan kasus COVID-19 di Singapura menunjukkan bahwa pandemi belum berakhir.
"Ya ini kan bukti kalau memang COVID-19 belum habis, dan kemarin di Singapura itu sampai dengan 25 ribu itu adalah varian baru," lanjut dr Syahril.
"Hati-hati, tetap waspada. Hati-hati, protokol kesehatan tetap dilakukan di tempat-tempat tertentu," imbuhnya
Baca Juga: Nadiem Makarim Tentang Biaya UKT Kuliah Mahal: Mahasiswa Kaya Harus Bayar Lebih
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan bahwa meskipun negara tetangga mengalami lonjakan kasus COVID-19, virus tersebut belum masuk ke Indonesia.
"Belum (masuk ke Indonesia)," ujar Syahril.
Diketahui bahwa varian COVID-19 yang saat ini menyebar di beberapa negara, termasuk Singapura, adalah JN.1 dan sub-variannya. Di antara sub-varian tersebut, KP.1 dan KP.2 saat ini mendominasi di Singapura.