KALTENGLIMA.COM - Tugas utama humas dalam suatu instansi atau perusahaan adalah mengubah informasi yang ambigu menjadi jelas. Namun, pernyataan Menkopolhukam Hadi Tjahjanto yang menyebut tidak ada lagi masalah antara Polri dan Kejaksaan Agung terkait penguntitan anggota Densus 88 justru memperkeruh situasi.
Hal ini disampaikan oleh pengamat politik dari Universitas Indonesia, Rocky Gerung, melalui akun YouTube resminya, pada Minggu, 2 Juni.
Rocky menjelaskan bahwa penguntitan anggota Densus 88 terhadap Jampidsus Febrie Ardiansyah jelas melanggar fungsi utama dari detasemen tersebut.
Baca Juga: Angkasa Pura II Telah Berangkatkan 61.988 Jamaah Calon Haji
Ia menambahkan bahwa penjelasan Menkopolhukam yang menyatakan masalah telah selesai setelah memanggil Kapolri dan Jaksa Agung justru menunjukkan adanya masalah.
"Seolah-olah dengan pemanggilan tersebut, masalah dianggap sudah selesai. Pernyataan Menkopolhukam ini tanpa sadar menunjukkan masalah sebenarnya ada antara kepolisian dan kejaksaan. Ini bukan masalah internal yang bisa disembunyikan, tetapi masalah publik yang harus dijelaskan," ujar Rocky Gerung.
Rocky juga menekankan bahwa pengakuan dari kedua humas instansi negara ini membuka kemungkinan dugaan bahwa Jampidsus menyimpan bahan-bahan peledak. Menurutnya, humas kedua instansi seharusnya memberikan penjelasan yang jelas kepada publik mengenai apa yang sebenarnya terjadi antara kepolisian dan kejaksaan.
Baca Juga: Penelitian Sebut Setengah Gen Z Jalani Kehidupan Ganda di Dunia Maya
"Selama ini, publik selalu diberi jawaban yang tidak jelas dengan kalimat 'sudah diselesaikan'. Tujuannya untuk menutup masalah supaya tidak meluas. Namun, masalah penguntitan ini sudah terlanjur meluas dan publik berhak menuntut penjelasan," kata Rocky Gerung.
Rocky juga memperingatkan bahwa jika masalah penguntitan ini tidak segera dijelaskan dengan transparan, publik akan mulai mempercayai informasi yang beredar di media sosial terkait dugaan korupsi timah yang diungkap kejaksaan.
"Belum lagi dengan pertanyaan kritis dari para jurnalis, akhirnya publik percaya pada dugaan-dugaan ini. Masyarakat sedang menunggu untuk melihat apakah kasus di Pulau Bangka atau keterlibatan Jenderal berinisial B hanyalah rumor belaka," sindirnya.
Baca Juga: Warga Tangerang Bongkar Makam Mencurigakan, Ternyata…
Rocky mencatat bahwa kasus ini tampak mulai menghilang setelah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin terlihat akrab dan bergandengan tangan di Istana Negara, disaksikan oleh Menkopolhukam Hadi Tjahjanto.