KALTENGLIMA.COM - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa tujuan mendatangkan dokter-dokter asing ke Indonesia bukanlah untuk bersaing dengan dokter lokal.
"Bukan soal saingan, ini tentang menyelamatkan nyawa 300 ribu orang Indonesia yang terkena stroke, 250 ribu yang mengalami serangan jantung, dan 6.000 bayi yang berisiko meninggal setiap tahun," ujar Budi setelah rapat dengan Komisi IX DPR di Jakarta, Rabu.
Budi menjelaskan bahwa meski Indonesia sudah merdeka hampir 80 tahun, masih ada kekurangan tenaga spesialis, terutama dokter gigi.
Selain itu, distribusi tenaga kesehatan juga kurang merata, dengan 65 persen puskesmas di Daerah Terpencil, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK) kekurangan sembilan jenis tenaga kesehatan.
Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya mendatangkan dokter dari luar negeri. Contohnya, kerja sama antara RSUP Adam Malik dan Arab Saudi untuk melakukan operasi bagi anak-anak Medan yang memiliki penyakit jantung bawaan.
Budi menilai langkah ini juga akan mempercepat transfer ilmu bedah toraks kardiovaskular kepada dokter lokal.
Baca Juga: Hasyim Asyari Dipecat, DKPP: Langgar Kode Etik!
Sebelumnya, Budi menjelaskan bahwa misi utama mendatangkan dokter asing adalah untuk menyelamatkan sekitar 12 ribu nyawa bayi per tahun yang berisiko meninggal akibat kelainan jantung bawaan.
Menurutnya, kemampuan dokter di Indonesia saat ini hanya mampu menangani sekitar 6 ribu pasien per tahun, sedangkan kelainan jantung bawaan memerlukan penanganan cepat.
Menkes yakin dokter Indonesia mampu melakukan operasi jantung, tetapi jumlah kasus yang mencapai 6 ribu pasien per tahun membuat kuota dokter yang ada belum mencukupi.
Baca Juga: Jadi Saksi Kasus LNG, Dahlan Iskan Penuhi Panggilan KPK Sore Ini
Ia mengakui bahwa kebijakan ini, meskipun bertujuan menyelamatkan lebih banyak nyawa bayi, belum sepenuhnya diterima oleh sejumlah pihak yang mengkhawatirkan kualitas layanan dari dokter asing dan domestik.