KALTENGLIMA.COM - Di awal Oktober 2024, ekonomi Indonesia mengalami dua kabar buruk. Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia menunjukkan penurunan yang signifikan.
IHK mengalami deflasi, sementara PMI manufaktur mengalami kontraksi selama tiga bulan berturut-turut, mengindikasikan adanya pelemahan ekonomi yang serius.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa IHK pada September 2024 mencatat deflasi sebesar 0,12%, lebih tinggi dibandingkan deflasi pada bulan sebelumnya.
Baca Juga: Kapolri Beri Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama ke Empat Petinggi TNI
Deflasi ini menjadi yang kelima sepanjang 2024, dan lebih buruk dari perkiraan pasar yang sebelumnya memperkirakan stagnasi. Penurunan terbesar dalam IHK disebabkan oleh penurunan harga makanan, minuman, dan tembakau.
Sementara itu, PMI manufaktur Indonesia terus mengalami kontraksi selama tiga bulan berturut-turut, dengan posisi pada September 2024 berada di angka 49,2.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran, mengingat sektor manufaktur adalah penopang utama ekonomi dan penyerap tenaga kerja.
Baca Juga: Mantan Pemain Timnas jadi Tersangka Dugaan Korupsi di UIN Sumut
Beberapa ekonom memprediksi bahwa tren negatif ini akan terus berlanjut hingga akhir kuartal ketiga 2024, dengan PMI diperkirakan tetap berada di bawah angka 50.