KALTENGLIMA.COM - Perum Bulog telah menerima alokasi anggaran sebesar Rp16,6 triliun dari pemerintah untuk mendukung penyerapan 3 juta ton beras selama puncak panen raya yang berlangsung pada April 2025.
Suntikan dana ini bertujuan untuk memperkuat cadangan beras pemerintah serta memastikan harga gabah petani tetap stabil.
Wakil Direktur Utama Perum Bulog, Marga Taufiq, mengonfirmasi bahwa anggaran tersebut telah dicairkan sejak pertengahan Maret.
Baca Juga: Myanmar dan Thailand Dilanda Gempa 7,7 SR, Belum Ada Laporan Resmi Korban
Ia menyatakan bahwa dana tersebut siap digunakan untuk membeli beras langsung dari petani dengan sistem pembayaran tunai di lokasi panen, dengan harga Rp6.500 per kilogram.
Saat ini, Bulog telah menyerap sekitar 600.000 ton beras, sementara total stok cadangan beras pemerintah (CBP) mencapai 2,2 juta ton.
Dengan tambahan dana ini, Bulog menargetkan untuk memenuhi kuota penyerapan sebanyak 3 juta ton guna memastikan ketersediaan beras nasional tetap aman.
Baca Juga: Berau Dilanda Banjir Besar: Dua Korban Jiwa, Empat Kecamatan Lumpuh
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa dana investasi sebesar Rp16,6 triliun ini berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Anggaran tersebut dialokasikan untuk membeli gabah atau beras hasil produksi dalam negeri dan memperkuat cadangan beras nasional.
Langkah ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 19 Tahun 2025 tentang Investasi Pemerintah pada Perum Bulog dalam Pengadaan Cadangan Beras Pemerintah. Aturan tersebut mulai berlaku sejak 6 Maret 2025 dan menetapkan Perum Bulog sebagai pengelola utama CBP.
Baca Juga: Kericuhan Ormas di Kelapa Gading: 19 Orang Diamankan Polisi
Melalui akun media sosialnya, Sri Mulyani menegaskan bahwa dana yang dialokasikan ini akan digunakan untuk menyerap hasil panen petani pada harga yang telah ditetapkan, sekaligus menjaga ketersediaan dan stabilitas harga beras di dalam negeri.