KALTENGLIMA.COM - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan bahwa kuliner khas Minang asal Sumatera Barat layak menjadi representasi kuliner Indonesia di kancah internasional.
Pernyataan tersebut disampaikannya berdasarkan diskusi dengan sejumlah ahli dan organisasi kuliner, termasuk Chef Ragil dan William Wongso.
Menurut Fadli, kuliner adalah bagian penting dari identitas budaya yang tidak terpisahkan dari masyarakat Minang.
Baca Juga: 5 Pelaku Pembakaran Mobil Dinas Polres Metro Depok Ditangkap
“Luar biasa sebenarnya apa yang dapat dilakukan Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK). OPK ini sangat banyak, ada 10, termasuk kuliner lokal dan lain-lain. Kebudayaan itu tidak hanya kesenian. Kesenian hanya salah satu unsur dari kebudayaan,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin.
Pernyataan itu disampaikannya saat menghadiri Silaturahmi Budaya Ikatan Keluarga Minang (IKM) sekaligus acara Halal Bihalal dengan pengurus dan anggota IKM dari seluruh Indonesia.
Fadli yang juga menjabat sebagai Ketua Umum DPP IKM berharap agar IKM semakin maju dan budaya Minang tetap terjaga sebagai bagian dari identitas yang mencakup budaya, adat istiadat, dan agama.
Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Bakal Gratiskan Transportasi Umum untuk 15 Golongan Ini
Fadli juga menyoroti kekayaan budaya Sumatera Barat yang meliputi warisan budaya tak benda dan cagar budaya yang jumlahnya tergolong banyak.
Selama menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, ia telah meresmikan tiga museum di Sumatera Barat, yaitu Museum Sastra Indonesia di rumah puisi Taufik Ismail, Museum Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Koto Tinggi, serta Museum Tan Malaka.
Ia turut menekankan kontribusi besar tokoh-tokoh Minang dalam pembentukan Indonesia, dengan menyebut bahwa tiga dari empat tokoh pendiri bangsa adalah orang Minang.
Baca Juga: RI dan Malaysia Jalin Kerjasama Kurikulum Pendidikan Keagamaan
“Ada sebuah majalah terkenal yang mengatakan di Indonesia ini ada empat tokoh Republik: Soekarno, Muhammad Hatta, Sutan Syahrir, dan Tan Malaka. Tiga dari empat para pendiri republik ini kebetulan orang Minang,” katanya.
Di akhir pernyataannya, Fadli juga mengungkapkan rencana penulisan sejarah masa PDRI yang akan dimasukkan ke dalam buku sejarah baru. Buku tersebut rencananya diluncurkan pada bulan Agustus mendatang.