KALTENGLIMA.COM - Musim kemarau yang belum berakhir kembali menempatkan Aceh dalam kondisi rawan kebakaran hutan dan lahan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan bahwa wilayah pantai barat Aceh, termasuk Aceh Barat yang baru saja dilanda kebakaran pekan lalu, masih berpotensi mengalami kejadian serupa.
Prakirawati Stasiun BMKG Meulaboh-Nagan Raya, Almira Aprilianti, menegaskan bahwa pada bulan Agustus ini kemungkinan karhutla masih sangat tinggi.
Baca Juga: Peringatan Hari Kemerdekaan, Momentum Refleksi dan Tumbuhkan Semangat Baru
Cuaca di Aceh memperlihatkan langit yang hampir tanpa awan, angin yang berembus lemah, serta paparan terik matahari yang membuat suhu daratan semakin panas.
Dalam situasi seperti ini, api sekecil apa pun, baik dari puntung rokok, pembakaran sampah, maupun pembukaan lahan dengan cara dibakar, berpotensi menjalar dan berkembang menjadi kebakaran besar yang merusak lingkungan.
Karena itu, BMKG mengimbau masyarakat di Aceh Barat, Nagan Raya, dan wilayah sekitarnya agar tidak lagi menggunakan metode pembakaran untuk membersihkan kebun atau ladang.
Baca Juga: Peringatan Banjir Rob Ancam 11 Kelurahan di Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu Pekan Ini
Cukup satu percikan api saja, hutan bisa musnah, pemukiman bisa terbakar, dan udara dipenuhi asap yang membahayakan kesehatan.
Citra satelit pun memperlihatkan bahwa musim kemarau akan terus bertahan di wilayah pantai barat-selatan Aceh sepanjang Agustus 2025, tanpa adanya hujan deras yang mampu meredakan panas dan mengurangi risiko kebakaran.