KALTENGLIMA.COM - Proses pembersihan puing reruntuhan musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, telah selesai pada Selasa dini hari, 7 Oktober.
Seluruh tumpukan beton dan material bangunan yang sebelumnya menutupi lokasi kini telah diratakan dengan tanah.
Dengan selesainya proses tersebut, operasi pencarian dan pertolongan (SAR) yang dipimpin Basarnas secara resmi dinyatakan berakhir setelah memastikan tidak ada lagi korban jiwa yang tertinggal di lokasi.
Baca Juga: Dua Pengedar Ganja di Batam Diringkus usai Polisi Lakukan Penyamaran
Berdasarkan data resmi, total korban dalam peristiwa itu mencapai 165 orang. Dari jumlah tersebut, 104 orang dinyatakan selamat, terdiri dari empat orang yang masih menjalani perawatan, 99 orang sudah kembali ke rumah, dan satu orang tidak memerlukan perawatan medis. Sementara itu, jumlah korban meninggal dunia tercatat sebanyak 63 orang.
Dari total korban meninggal, 17 jenazah telah berhasil diidentifikasi, sedangkan sisanya masih dalam proses identifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI).
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, menjelaskan bahwa setelah operasi SAR rampung, penanganan kini memasuki tahap transisi menuju pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi.
Baca Juga: DPRD Bartio Utara Bakal Bentuk Pansus untuk Awasi Pelepasan Kawasan Hutan
BNPB bersama BPBD Jawa Timur, BPBD Sidoarjo, Dinas Kesehatan, dan Polri telah menyiapkan pos pengungsian di RS Bhayangkara Surabaya untuk memberikan bantuan kepada keluarga korban, termasuk layanan kesehatan, makanan, dan dukungan psikososial.
Selain itu, dilakukan pula upaya sterilisasi area dari material berbahaya serta pemeriksaan di lokasi pembuangan puing agar tidak ada bagian tubuh manusia yang terbawa.
BNPB juga akan bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk melakukan investigasi teknis serta audit struktur bangunan lain di sekitar pesantren.
Baca Juga: Gelar RDP, DPRD Barito Utara Perjuangkan Hak Masyarakat di Kawasan Hutan
Langkah ini bertujuan memastikan keamanan bangunan dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
Sesuai instruksi Presiden RI Prabowo Subianto, seluruh proses asesmen akan didampingi pemerintah pusat.
Di sisi lain, Polda Jawa Timur telah mengamankan sejumlah barang bukti dan memeriksa saksi untuk menyelidiki penyebab runtuhnya musala empat lantai yang menewaskan puluhan santri tersebut.