KALTENGLIMA.COM - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan bahwa smelter milik PT Freeport Indonesia (PTFI) yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur, akan menghentikan operasionalnya pada akhir Oktober mendatang.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, menjelaskan bahwa penghentian sementara ini terjadi karena pasokan tembaga dari tambang Grasberg Block Cave (GBC) terganggu akibat insiden longsor yang baru-baru ini terjadi di area pertambangan tersebut.
Menurut Tri, saat ini smelter masih dapat beroperasi karena memanfaatkan stok bahan baku yang tersisa dari aktivitas pertambangan sebelumnya.
Baca Juga: Kasus Korupsi Dana Operasional Rp1,2 Triliun, KPK Panggil Mantan Kadis PU Papua
Namun, seiring waktu, stok tersebut akan habis sehingga proses pengolahan di smelter harus dihentikan sementara hingga tambang kembali beroperasi.
Ia menegaskan bahwa penghentian ini bersifat sementara dan akan berlangsung sampai pasokan bahan baku normal kembali.
Selain itu, Tri juga menyampaikan bahwa Kementerian ESDM telah meminta PT Freeport Indonesia melakukan evaluasi menyeluruh terkait insiden longsor di tambang bawah tanah yang menewaskan tujuh pekerja.
Baca Juga: Letda Fauzi Diberi Kenaikan Pangkat Usai Gugur Ditembak OPM di Papua Pegunungan
Pemerintah mendorong agar perusahaan melibatkan mantan pekerja berpengalaman yang memahami kondisi geoteknik dan desain terowongan tambang guna membantu proses evaluasi dan mitigasi risiko di masa mendatang.
Langkah ini dianggap penting untuk mencegah terulangnya insiden serupa dan memastikan keselamatan pekerja di area tambang.
Sementara itu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menuturkan bahwa pemerintah belum dapat menentukan sanksi bagi PT Freeport Indonesia sebelum hasil audit atas kejadian tersebut selesai.
Baca Juga: Keluarga Tersangka Pencuri Hewan Serang Mapolres Lumajang, 18 Orang Sempat Diamankan
Ia menekankan bahwa setiap keputusan harus didasarkan pada hasil investigasi yang jelas agar adil dan akurat.
Bahlil juga menegaskan bahwa proses audit dilakukan secara hati-hati dan menyeluruh, melibatkan tim ahli dari berbagai bidang, termasuk teknik sipil dan teknik pertambangan, untuk memastikan penyebab kejadian dapat diketahui secara pasti serta langkah perbaikan dapat dirancang dengan tepat.