KALTENGLIMA.COM - Sejumlah massa yang terdiri atas Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta dan para alumni pesantren menggelar aksi di depan gedung Trans7 di Jalan Kapten Pierre Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Mereka datang dengan membawa bendera hijau dan berbagai atribut organisasi.
Aksi ini dimulai sekitar pukul 09.00 WIB, diawali oleh melintasnya mobil komando dari arah Tendean, diikuti oleh para peserta aksi yang berjalan kaki menuju kantor stasiun televisi tersebut.
Dalam aksinya, para pengunjuk rasa melantunkan selawat, menyanyikan lagu Indonesia Raya serta mars Nahdlatul Ulama, dan mengibarkan spanduk bertuliskan “Menciderai Marwah Pesantren Tangkap Direksi Trans7”.
Baca Juga: Bus Terbakar di Tol Jakut, 3 Mobil Damkar Dikerahkan
Aksi ini digelar sebagai bentuk protes terhadap tayangan yang dianggap merugikan dan tidak menggambarkan dunia pesantren secara proporsional. Peserta aksi tampak mengenakan busana serba putih dan gelap, sebagian lainnya memakai kemeja bermotif loreng. Sekitar pukul 09.45 WIB, satu mobil komando bersama beberapa peserta aksi memasuki halaman gedung Trans7.
Ketua PWNU DKI Jakarta, KH Samsul Ma’arif, dalam orasinya menyampaikan rasa syukur atas peran pesantren yang telah membentuk karakter umat dan menjaga ketenangan hidup masyarakat. Aksi ini sempat membuat arus lalu lintas di sekitar Jalan Wolter Monginsidi dan Gatot Soebroto menjadi padat.
Sementara itu, pihak Trans7 melalui Production Director-nya, Andi Chairil, telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka atas tayangan “Xpose Uncensored” edisi 13 Oktober 2025 yang menuai protes publik.
Baca Juga: Ratusan Siswa SMPN 1 Cisarua Keracunan Makan Bergizi Gratis
Dalam video klarifikasi yang diunggah di kanal YouTube resmi Trans7 pada 14 Oktober, pihak stasiun televisi menegaskan tidak ada niat untuk menyinggung atau merendahkan lembaga pesantren maupun tokoh agama.