KALTENGLIMA.COM - Keputusan Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk menghentikan seluruh komunikasi dengan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) merupakan konsekuensi langsung dari penolakan visa terhadap enam atlet Israel yang akan tampil di Kejuaraan Dunia Senam Artistik FIG 2025 di Jakarta.
IOC menilai tindakan pemerintah Indonesia tersebut bertentangan dengan prinsip dasar Piagam Olimpiade yang menegaskan bahwa setiap atlet berhak berpartisipasi dalam kompetisi internasional tanpa diskriminasi apa pun.
Kasus ini menunjukkan bagaimana keputusan politik nasional dapat berimplikasi langsung pada hubungan Indonesia dengan lembaga olahraga internasional.
Baca Juga: KBRI Pastikan 20 WNI Sukses Lolos dari Perangkap Judi Online Myanmar
Dewan Eksekutif IOC dalam pernyataannya menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden ini dan menegaskan kembali komitmennya terhadap nilai-nilai non-diskriminasi, netralitas politik, serta otonomi olahraga.
IOC menegaskan bahwa negara tuan rumah wajib menjamin akses bagi semua atlet dan ofisial tanpa memandang kewarganegaraan.
Pelanggaran terhadap prinsip tersebut dianggap sebagai bentuk intervensi politik dalam ranah olahraga, sesuatu yang secara tegas dilarang dalam Piagam Olimpiade.
Baca Juga: Dugaan Korupsi Pembiayaan Ekspor Rp919 Miliar, Kejati DKI Resmi Tetapkan Tersangka
Sebagai langkah lanjutan, IOC memutuskan untuk menghentikan semua dialog dengan KOI terkait kemungkinan Indonesia menjadi tuan rumah ajang olahraga multievent seperti Olimpiade dan Youth Olympic Games.
Selain itu, IOC juga merekomendasikan kepada seluruh federasi olahraga internasional agar tidak menyelenggarakan kompetisi atau pertemuan olahraga di Indonesia sampai ada jaminan resmi dari pemerintah mengenai akses bebas bagi seluruh peserta.
Keputusan ini menempatkan posisi Indonesia dalam situasi sulit di mata komunitas olahraga global.
Baca Juga: Sulit BAB Berhari-hari? Buah Kiwi Ternyata Ampuh Atasi Sembelit
Dampak dari keputusan IOC tersebut berpotensi besar terhadap masa depan olahraga Indonesia.
Selain hilangnya peluang menjadi tuan rumah ajang bergengsi, reputasi Indonesia sebagai negara yang aktif di kancah olahraga internasional juga bisa menurun. J