KALTENGLIMA.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi mengumumkan dimulainya penyelidikan dugaan tindak pidana korupsi dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh sejak awal tahun 2025.
Juru Bicara KPK Budi Prasetyo menjelaskan, proses penyelidikan masih berlangsung dan lembaga antirasuah tersebut tengah berfokus untuk menemukan unsur-unsur peristiwa korupsi yang mungkin terjadi.
Ia menegaskan bahwa detail mengenai dugaan kerugian negara maupun gratifikasi belum dapat diungkap karena masih menjadi bagian dari materi penyelidikan.
Baca Juga: Kasus Dugaan Pemerasan di Kemenaker, KPK Telusuri Aliran Uang Rutin dari Agen Tenaga Kerja Asing
Budi juga belum membeberkan pihak-pihak yang telah dimintai keterangan oleh penyidik. Namun, ia memastikan KPK terus menelusuri informasi dari berbagai sumber yang diduga mengetahui atau memiliki data penting untuk memperjelas dugaan tindak pidana dalam proyek tersebut.
Langkah ini diambil guna memastikan setiap proses penyelidikan dilakukan secara menyeluruh dan transparan untuk mengungkap kemungkinan adanya pelanggaran hukum.
Isu dugaan korupsi dalam proyek Whoosh mencuat setelah mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mempublikasikan video di kanal YouTube pribadinya pada 14 Oktober 2025.
Baca Juga: Gubernur Jawa Barat Sidak ke Pabrik Aqua Subang, Warga Keluhkan Krisis Air Bersih
Dalam video tersebut, Mahfud mengungkap adanya indikasi penggelembungan anggaran atau mark up, di mana biaya pembangunan per kilometer kereta cepat di Indonesia mencapai 52 juta dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan di China yang hanya sekitar 17–18 juta dolar AS.
KPK kemudian mengimbau Mahfud untuk melaporkan temuannya secara resmi. Setelah saling memberikan tanggapan, Mahfud menyatakan siap dipanggil untuk memberikan keterangan.
Pada 27 Oktober 2025, Pelaksana Tugas Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu mengonfirmasi bahwa kasus dugaan korupsi proyek Whoosh telah naik ke tahap penyelidikan.