KALTENGLIMA.COM - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Margaret Aliyatul Maimunah meminta agar sistem pengawasan di sekolah diperketat pasca insiden ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara. Menurutnya, peristiwa tersebut menunjukkan masih lemahnya sistem keamanan di lingkungan pendidikan.
Margaret menegaskan bahwa sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman bagi anak-anak, baik dari segi perlindungan maupun keselamatan.
Berdasarkan data yang diterima KPAI, sekitar 14 siswa harus menjalani perawatan inap, sementara beberapa lainnya hanya memerlukan perawatan jalan akibat luka ringan.
Baca Juga: Dewan Lita : Reses Merupakan Bagian dari Pelaksanaan Fungsi DPRD
Margaret menuturkan bahwa sebagian korban mengalami gangguan pada bagian telinga dan kepala, bahkan ada yang baru dirujuk ke rumah sakit karena kondisi mereka tidak memungkinkan ditangani di puskesmas.
Ia menambahkan, selain luka fisik, para siswa juga menghadapi trauma psikologis yang memerlukan perhatian khusus dari tenaga profesional.
KPAI mendorong agar proses pemulihan trauma dilakukan oleh psikolog tersertifikasi dengan melibatkan unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA), Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), serta tenaga ahli lain yang kompeten di bidang rehabilitasi anak.
Baca Juga: Pemkab Murung Raya Fokus pada APBD 2026 dan Kemudahan Berusaha
Margaret juga menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan sekolah, termasuk pengawasan terhadap barang bawaan siswa dan deteksi dini perubahan perilaku anak.
Ia menilai, insiden ini menjadi momentum bagi sekolah dan pemerintah untuk memperkuat implementasi program Sekolah Ramah Anak, sehingga keamanan dan kesejahteraan psikologis peserta didik benar-benar terjamin.