KALTENGLIMA.COM - Jumlah korban jiwa akibat banjir dan longsor yang melanda Aceh terus meningkat. Hingga Kamis, 27 November 2025, tercatat 22 orang meninggal dunia di berbagai kabupaten/kota terdampak.
Data BPBA menunjukkan korban terbanyak berasal dari Aceh Tengah dengan 15 orang, diikuti Aceh Utara empat orang, Bener Meriah satu orang, dan Aceh Tenggara dua orang.
Bencana ini juga berdampak besar terhadap penduduk, dengan 119.988 jiwa terdampak dan 20.759 jiwa terpaksa mengungsi.
Baca Juga: Pastikan Kesiapan Operasi Lilin 2025, Kakorlantas Andalkan Teknologi Digital
Banjir dan longsor tersebut melanda 16 kabupaten/kota akibat curah hujan tinggi, angin kencang, serta kondisi geologi yang labil.
Daerah terdampak meliputi Pidie, Aceh Besar, Pidie Jaya, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Barat, Subulussalam, Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Singkil, Aceh Utara, dan Aceh Selatan.
Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari, mulai 28 November hingga 11 Desember 2025, guna mempercepat penanganan serta mobilisasi logistik dan evakuasi.
Baca Juga: Usai Dimediasi dengan Anita soal Tumbler, Ini Kata-kata Argi
Sejumlah wilayah dilaporkan terisolir akibat akses yang tertutup longsor, termasuk Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Upaya evakuasi terus berjalan, dengan TNI mengevakuasi lebih dari 100 kepala keluarga di Kecamatan Sawang, Aceh Utara, dan Basarnas memindahkan 140 warga dari titik banjir di Pidie Jaya serta Bireuen.
Di sisi lain, PLN dan Telkom Group mempercepat pemulihan layanan listrik dan telekomunikasi yang rusak. Kondisi cuaca ekstrem diprediksi masih berpotensi memicu bencana lanjutan di Aceh.